TANJUNG REDEB–Beberapa masalah terjadi di Asrama Mahasiswa Berau di Samarinda. Muharram berencana membuat peraturan bupati (perbup), perihal lama tinggal di asrama. Memberikan batasan hanya boleh tinggal selama empat tahun. Hal itu dilakukan karena masih banyak anak Berau yang ingin tinggal di asrama tersebut. Selain itu, dengan waktu empat tahun, Muharam berharap bisa memotivasi para mahasiswa agar giat dalam kuliah dan menyelesaikan pendidikan dengan cepat.
“Saya juga dapat laporan dari beberapa mahasiswa yang tinggal di asrama lain. Di sana ada empat asrama, kata mereka kepala mesnya bagus-bagus saja,” jelas Muharram.
Sebelumnya, dua kali demonstrasi mahasiswa Berau yang tinggal di Asrama Rumbia, Samarinda. Meminta kepala mes diganti. Menanggapi hal tersebut, Bupati Berau Muharram yang dikonfirmasi (1/3) akhirnya angkat bicara.
Dia menuturkan, setuju dengan apa yang dilakukan Kepala Mes Berau Arie Ramaliansyah. Berani mengeluarkan dua mahasiswa yang dianggap bermasalah. Satu tersandung narkotika dan satu lagi kerap membawa perempuan ke asrama. “Keputusan itu ada di pemerintah daerah. Sudah tepat yang dilakukan dia (Arie Ramaliansyah),” ujarnya saat dikonfirmasi Berau Post (jaringan Kaltim Post Group).
Muharram menuturkan, jangan sampai kelakuan negatif justru berdampak kepada junior di dalam asrama tersebut. Terlebih, yang melakukan tindakan tak senonoh merupakan senior, mahasiswa angkatan 2012 dan 2013. “Harus ada tindakan tegas. Jika dibiarkan, akan berlarut-larut. Jangan sampai diganti. Kalau diganti, mahasiswa tersebut bisa semena-mena dalam bertindak. Jika memang salah, saya ganti. Jika benar saya pertahankan,” ucapnya.
Mahasiswa Berau yang tinggal di Asrama Rumbia meminta kepada bupati atau wakil bupati Berau agar mencopot kepala mes yang diduga bertindak semena-mena. (*/hmd/dra/k8)