DLH Samarinda semakin serius menangani persoalan sampah. Bank sampah dan rumah kompos disediakan untuk memfasilitasi kepentingan masyarakat.
SAMARINDA - Tumpukan sampah kian hari terus bertambah di Kota Tepian. Ada sekitar 60,1 ton sampah per hari di kota ini dan hanya 40.24 ton masuk ke TPA (tempat pembuangan akhir). Sisanya terbuang ke sembarang tempat. Ada yang ke sungai, ke tanah, di dibakar.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda Nurrahmani mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk keseriusan Pemkot Samarinda mengatasi permasalahan sampah. Sarana-sarana seperti rumah kompos dan bank sampah disediakan untuk memfasilitasi kepentingan masyarakat.
“Contoh, masyarakat yang membawa kompos dari rumah ke sini, kami akan bantu jualkan tanpa mengambil keuntungan yang bertujuan mengurangi sampah organik. Untuk bank sampah, masyarakat yang membawa sampah, kami akan beli sampah-sampah tersebut,” ucapnya.
Dia berharap tidak ada lagi kebingungan untuk menyerahkan sampah-sampah tersebut.
Masyarakat yang ingin menyalurkan sampahnya dapat membawa langsung ke bank sampah di kantor DLH Samarinda dengan membawa KTP bagi yang ingin bergabung menjadi nasabah pegadaian. Jadwal penimbangan sampah biasanya dilakukan pada tanggal 25 ke atas.
“Saya kira, tidak ada prosedur yang merepotkan. Masyarakat tinggal datang bawa sampah, kami timbang dan catat,” tuturnya.
Berdasar data di bank sampah DLH Samarinda, tercatat 11 warga dan 215 pegawai DLH Samarinda menjadi nasabah yang rutin menabung sampah. Dalam satu tahun terakhir diperoleh data sampah yang berhasil disalurkan melalui bank sampah sebanyak 2.776.42 kg.
“Di luar aki dan karet (ban) karena termasuk limbah B3. Bagi nasabah yang menabung di bank sampah, uangnya dapat langsung dihubungkan menjadi tabungan emas. Sebab, kami sudah bekerja sama dengan pihak Pegadaian,” ungkapnya.
Selain itu, program yang diterapkan DLH Samarinda ialah kewajiban menabung sampah untuk seluruh staf dan pegawai di lingkungan DLH sebagai syarat pencairan tambahan penghasilan pegawai (TPP). “Jadi, jika pegawai tak menabung sampah, TTP-nya tidak bisa dicairkan. Saya juga harus menabung. Jadi, ketika melihat sampah, biasanya saya kumpulkan,” tuturnya.
Nurrahmani berharap, OPD lain yang ingin menabung sampah bisa segera berpartisipasi. Untuk OPD yang menghasilkan 30 kg sampah bisa dijemput. “Kami akan jual sampah tersebut ke setorplastikplastik.com,” terangnya.