Tangis Melisari pecah seusai hasil autopsi putra bungsunya selesai. Sejak anaknya, Ahmad Yusuf Gazali, dinyatakan hilang pada 22 November 2019, ibu empat anak itu selalu dirundung gundah. Bersama suaminya, Bambang Sulistyo, Melisari mencari penyebab kematian putranya.
SAMARINDA–Keduanya sempat berpendapat buah hatinya tewas karena tindakan kekerasan. Hal itu juga didasari lantaran, beberapa bagian tubuh serta organ dalam balita empat tahun itu hilang.
Permintaan keduanya untuk autopsi jasad anak bungsunya, pun dikabulkan, 18 Februari lalu. Setelah menunggu sembilan hari pada (27/2) dugaan adanya tindakan kekerasan terpatahkan.
Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti dokter ahli forensik Mabes Polri, menyatakan almarhum Yusuf tersebut meninggal akibat tenggelam. Mendengar hal tersebut air mata Melisari sari pun tumpah membasahi wajahnya.
"(Perasaan) Lega sudah, karena (autopsi) juga ditangani dokter forensik terbaik," ucap Melisari sambil mengusap air mata saat rilis hasil autopsi di Mapolresta Samarinda, Kamis lalu.
"Insyaallah anak kami sudah tenang di sana (surga) dan bahagia," sambungnya. Pernyataan Melisari pun sejurus dengan Bambang Sulistyo. Bapak empat anak itu mengaku ikhlas dan menerima hasil autopsi dengan lapang dada.
Sementara itu, Rubadi, kuasa hukum Bambang, juga menambahkan, untuk proses selanjutnya, pihaknya akan mengawal kasus Yusuf yang sudah menahan dua tersangka yang notabene kedua pengasuh PAUD Jannatul Athfaal.
Keduanya disangkakan Pasal 359 KUHP tentang Kelalaian sampai menyebabkan hilangnya nyawa orang lain. "Kami akan kawal hingga adanya putusan di meja hijau," singkatnya.
Seluruh berkas kedua tersangka saat ini sudah lengkap atau P21. Hanya menunggu waktu persidangannya. "Kasusnya sudah jelas. Tahap satu juga sudah selesai," singkat Kapolres Samarinda Kombes Pol Arif Budiman. (*/dad/dns/k8)