SAMARINDA–Pendapatan asli daerah (PAD) yang masih berkisar Rp 500 miliar per tahunnya, masih jadi sorotan para legislator Kota Tepian. Menurut para penghuni Basuki Rahmat, sebutan DPRD Samarinda, pemkot mesti mengevaluasi semua potensi agar pundi-pundi bertambah.
Jika potensi diolah maksimal, tentu bakal menambah kekuatan fiskal untuk pembangunan daerah. “Harus bisa teliti, teknis di mereka,” ucap anggota Komisi II DPRD Samarinda Sutrisno, kemarin (28/2).
Misalnya, menilik beberapa kerja sama dengan pihak ketiga. Sejauh mana bagi hasil yang diperoleh, untung atau buntung.
Sejauh ini, geliat ekonomi di Samarinda belum menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Kemampuan fiskal murni yang bisa diperoleh dari retribusi atau pajak masih berkelindan dipotensi yang itu-itu saja.
Mestinya, ada sektor baru yang memungkinkan untuk digarap. “Peluang mestinya selalu ada,” tutur politikus PDI Perjuangan Samarinda itu.
Lanjut dia, kerja sama dengan pihak ketiga khususnya pengelolaan empat pasar bisa jadi salah satu yang perlu dievaluasi. Menurut kader partai berlambang banteng itu, kondisi pasar se-Samarinda terbilang cukup lesu. Para pedagang pun banyak gigit jari lantaran tak terkawalnya penataan pedagang kaki lima (PKL) sehingga pasar yang ada kian sepi pengunjung.
“Daripada makin suram perlu gebrakan dari pemkot untuk menengahinya,” sambung dia.
Dalam waktu dekat, Komisi II DPRD Samarinda bakal kembali duduk bersama dengan pemkot untuk membahas potensi PAD yang bisa digenjot agar tubuh APBD mampu menopang kebutuhan pembangunan daerah yang terus tumbuh. (ryu/dns/k8)