KESUKSESAN Liverpool musim lalu berimbas positif ke neraca keuangan mereka. Liverpool Echo melaporkan bahwa The Reds mencatatkan omset GBP 533 juta (Rp 9,8 triliun) dari pendapatan mereka musim lalu. Kampiun Liga Champions jadi penyumbang terbanyak sebesar GBP 65 juta (Rp 1,2 triliun).
Jika dirinci, ada tiga aspek yang semuanya meningkat dari Liverpool dibanding dua musim lalu. Yakni, pendapatan pertandingan naik GBP 3,5 juta (Rp 64,6 miliar) jadi GBP 84 juta (Rp 1,55 triliun), hak siar meningkat sebesar GBP 41 juta (Rp 757 miliar) menjadi GBP 261 juta (Rp 4,81 triliun), dan sisi komersil klub yang melonjak GBP 33 juta (Rp 609 miliar) ke GBP 188 (Rp 3,47 triliun).
"Apa yang kami lihat saat ini adalah pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan di semua area klub lantaran selaras dengan prestasi di lapangan. Masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan kami harus transparan kepada semua stakeholders termasuk penduduk lokal, rekan bisnis, dan komunitas suporter,'' ucap chief operating officer Liverpool Andy Hughes seperti dilansir Liverpool Echo.
Meski mencatatkan pemasukan yang signifikan, ternyata posisi Liverpool belum jadi yang terbaik untuk urusan keuangan. Berdasarkan Deloitte, tim asuhan Juergen Klopp itu masih ada di posisi ketujuh. Mereka masih di belakang Manchester City, PSG, Bayern Muenchen, Manchester United, Real Madrid, dan Barcelona. (io)