Kisah Sukses Bikin Cafe, Tak Pasang Wifi, Malah Tarik Konsumen dengan Buku

- Sabtu, 29 Februari 2020 | 08:52 WIB
Kedai kopi milik Lalu Wiembarda Puspa Negara yang sellau ramai.
Kedai kopi milik Lalu Wiembarda Puspa Negara yang sellau ramai.

Banyak kedai menawarkan layanan wifi untuk menarik konsumen. Namun kedai Kopi Komunal menawarkan layanan anti mainstream. Ini dia ceritanya.

 

NATHEA CITRA SURI, Mataram

 

SORE itu puluhan anak muda, tampak asyik bercengkrama. Ada yang serius bermain kartu. Bermain smartphone. Bahkan ada yang asyik menikmati buku setebal kamus bahasa inggris.

Pemandangan sore itu tidak terlihat seperti sebuah kedai kopi. Tapi seperti sebuah keluarga besar. Yang asyik menikmati waktu kosong di tengah padatnya aktivitas. Sembari ditemani kopi panas, es kopi dan cemilan ringan.

Silakan duduk mbak, ujar salah satu karyawan pada Lombok Post, (28/2). Kedai kopi seluas 10 x 7 meter persegi ini milik salah satu milenial asal Kota Mataram. Lalu Wiembarda Puspa Negara dan M Giffari Akbar. Kedai milik dua anak muda ini terbilang ramai bagi kalangan milenial di Kota Mataram. Gak pernah sepi deh pokoknya!

Jika kedai-kedai kebanyakan banyak menggaet konsumen melalui wifi. Lain halnya, yang dilakukan oleh Kedai Kopi Komunal.

Kami gak pasang wifi, tapi yang datang selalu ramai. Sampai sekarang, kami masih kaget sih, ujarnya sembari memasang apron barista berwarna cokelat kayunya.

Hembusan angin sore itu tak membuat konsumen semakin berkurang. Sore itu, konsumen yang datang malah semakin banyak.

Kami memang ingin tampil beda, dibandingkan kedai-kedai lainnya, jelas Wiem, sapaan akrabnya.

Tak menggunakan wifi menjadi salah satu hal yang ditekankan pria 28 tahun tersebut kepada konsumennya. Komunal hanya ingin konsumen yang datang tidak sibuk main HP. Jadi, mereka bisa berinteraksi tanpa dibuat sibuk dengan wifi, bebernya.

Benar saja. Hampir semua konsumen yang datang ke Komunal jarang terlihat memainkan smartphonennya. Mereka malah sibuk bercengkrama dengan terbahak-bahak. Entah bersama teman, sahabat, orang terkasih hingga sanak keluarga.

Yang datang tidak hanya anak-anak muda saja kok. Tapi banyak kalangan dewasa juga, jawab alumni Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhamadiyah Malang (UMM) tersebut.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X