KLIRRR DAH..!! Hasil Autopsi Yusuf, Tak Temukan Kekerasan, Orangtua Ikhlas

- Jumat, 28 Februari 2020 | 16:06 WIB
TANGIS: Kombes Pol Arif Budiman (kedua kiri) dan Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti (kedua kanan) membeberkan hasil autopsi Ahmad Yusuf Gazali.
TANGIS: Kombes Pol Arif Budiman (kedua kiri) dan Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti (kedua kanan) membeberkan hasil autopsi Ahmad Yusuf Gazali.

Benang panjang kasus yang menimpa Ahmad Yusuf Gazali telah mencapai ujungnya. Lebih dari sepekan hasil autopsi bocah empat tahun itu akhirnya dipaparkan, Kamis (27/2). Unsur tindakan kekerasan tidak ditemukan.

 

SAMARINDA–Bambang Sulistyo dan Melisari, kini telah ikhlas menerima kematian putranya. Rasa penasaran dan curiga adanya tindakan kekerasan pada anak keempatnya pun, kini terbayarkan.

Sembilan hari, setelah autopsi yang dilakukan, Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti, dokter ahli forensik Mabes Polri, kembali bertandang ke Kota Tepian. Perwira menengah melati tiga tersebut mengungkapkan, tidak ada tanda kekerasan pada jasad yang sejatinya hanya menyisakan kerangka tersebut.

Dari 7 ruas tulang leher, tidak ada tanda kekerasan, begitu pun 9 tulang bagian dada. Juga, pada 5 ruas tulang bagian belakang jenazah Yusuf. (Lihat grafis).

"Dari pemeriksaan kami, atas permintaan pribadi kuasa hukum keluarga, tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan pada tulang dan tidak ditemukan tanda kekerasan," ungkap Hastry, Kamis sore (27/2).

-

Hasil pemeriksaan yang dilakukan polwan spesialis forensik pertama se-Asia tersebut menyimpulkan, Yusuf meninggal karena tenggelam.

Ditanya soal terlepasnya bagian kepala dan beberapa bagian lainnya, Hastry menjelaskan, hal itu murni akibat pembusukan. Terlebih Yusuf masih balita, sehingga memiliki tulang yang lebih rawan dan jenazah berada di dalam air.

"Adek Yusuf masih kecil dan 16 hari berada di air dalam proses pembusukan, sehingga (tulang leher) mudah lepas," Bebernya.

Hastry melanjutkan, pembusukan yang terjadi pada jasad balita jauh lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Hal itu dasari banyak tulang rawan.

Pembusukan biasa terjadi pada hari ketujuh. Begitu pula pembusukan yang terjadi di organ dalam. "Hal itu juga bergantung lokasinya, kalau di air jauh lebih cepat, kecuali di darat bisa hingga 10 hari," pungkasnya.

Bambang yang turut hadir menuturkan ikhlas setelah mengetahui hasil autopsi tersebut. "Saya ucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian. Kami ikhlas dengan hasil ini (autopsi)," singkatnya.

Sementara itu, Kapolres Samarinda Kombes Pol Arif Budiman menyampaikan, penyebab kematian balita Yusuf karena tenggelam atau terseret arus air. "Penyebabnya sudah jelas. Dua tersangka yang merupakan guru PAUD juga sudah jadi tersangka dan prosesnya sudah masuk tahap satu," tutupnya. (*/dad/dra/dns/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X