Ribuan Masyarakat Kaltim Bisa Gagal Umrah

- Jumat, 28 Februari 2020 | 14:48 WIB
TERKATUNG-KATUNG: Ratusan jamaah umrah di Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo menunggu kepastian keberangkatan di Tanah Suci, Kamis (27/2). (DIPTA WAHYU/JAWA POS)
TERKATUNG-KATUNG: Ratusan jamaah umrah di Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo menunggu kepastian keberangkatan di Tanah Suci, Kamis (27/2). (DIPTA WAHYU/JAWA POS)

Berkaca pada penerbangan tahun lalu, jumlah penumpang rute Balikpapan–Madinah untuk ibadah umrah sekitar 1.000 orang per bulan.

 

SAMARINDA–Wabah virus corona atau Covid-19 kian memprihatinkan. Terhitung sejak Kamis (27/2), Arab Saudi resmi melarang sementara jamaah umrah dari Indonesia. Padahal, hingga Kamis (27/2), belum satu pun ditemukan kasus positif virus corona di Indonesia. Kebijakan itu harus dilakukan untuk menutup masuknya virus corona di Arab Saudi.

Selain berdampak kepada jamaah, keputusan itu jadi pukulan telak bagi industri travel haji dan umrah. Termasuk operator Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan. Berdasarkan data Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Kaltim, periode 8 Agustus 2019 hingga 27 Februari 2020, ada 14.628 jamaah umrah yang terdata.

Hal ini menunjukkan bahwa animo masyarakat di Kaltim untuk mengunjungi Tanah Suci cukup tinggi. Kepala Kanwil Kemenag Kaltim Sofyan Noor mengatakan, Kementerian Agama hanya bagian dari pelaksana tugas-tugas negara untuk mengurus masalah haji dan umrah. Terkait kebijakan Arab Saudi, Sofyan pun enggan komentar lebih jauh.

”Karena kita tunggu instruksi dari Kementerian Agama,” ucap Sofyan di kantornya, (27/2) siang. Meski begitu, Sofyan masih tetap melayani jamaah yang akan melaksanakan ibadah haji dan umrah, sembari melihat perkembangannya. Lanjut dia, apabila Arab Saudi mengeluarkan visa, berarti dibolehkan masuk. Begitu sebaliknya.

"Jadi kami imbau kepada jamaah yang mau berhaji agar tenang. Jangan anggap ini jadi hal yang merisaukan. Anggap ini sebagai peringatan bahwa kita harus selalu dalam keadaan sehat wal afiat," sambung Sofyan. Menurutnya, sebelum ada kasus seperti ini pun, ada aturan tak mengizinkan jamaah yang hamil dan sakit untuk berangkat. Sejauh ini, Sofyan menyebut belum ada laporan dari travel haji dan umrah terkait masalah keberangkatan jamaahnya.

"Kami akan lihat perkembangan dulu. Sampai sekarang, kami belum menemukan travel umrah yang melaporkan sudah dapat visa sebelum penyetopan. Belum ada yang lapor. Kalau ada, akan segera kami koordinasi. Saya kira, Arab Saudi sangat bijak kalau sudah ada visa keluar, mungkin mereka tidak serta-merta keluarkan penyetopan, mungkin ada dispensasi. Saya kira begitu," jelas Sofyan.

Dia menambahkan, travel juga tak bisa memberangkatkan jamaah diam-diam. Sebab, semua sistem terbuka dan terintegrasi. Visa pun tak bisa main-main. Sementara itu, dijelaskan oleh Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Kaltim Ahmad Ridani, dalam penyelenggaraan umrah, Kemenag bertugas memberikan rekomendasi untuk masyarakat yang hendak umrah.

"Tapi, di kanwil kabupaten/kota," sebutnya. Kemenag Kaltim pun hanya mendapat laporan terkait jamaah yang umrah. Sebab, penyelenggara umrah adalah masing-masing travel. Di sisi lain, pembatasan jamaah umrah dari Indonesia, memang akan berdampak pada travel. Sekretaris Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Kaltim I Gusti Bagus Putra mengatakan, kalau terjadi pembatasan umrah akan berdampak pada travel agent yang bermain di pasar umrah.

"Kalau bermain di umrah, berarti kan akan kehilangan pasarnya ke Arab Saudi. Tetapi, kalau tidak bermain di umrah, ya tidak terpengaruh," ucap Putra. Dia mengatakan, sebenarnya travel agen di Kaltim banyak yang non umrah. Travel umrah di Benua Etam, justru didominasi cabang-cabang dari travel agen di Jakarta.

"Cabang-cabang di Samarinda juga harus berhati-hati. Jangan sampai kena tipu di kantor pusat. Misal merekrut 20 jamaah. Kita setor ke Jakarta 20 orang, kalau sampai enggak berangkat, bisa dikejar 20 orang tadi," tegasnya. Terpisah, salah satu pemilik travel umrah di Kaltim Ambo Dalle mengatakan, tiap bulan, travel miliknya bisa mengirim 5-6 kali orang untuk umrah, totalnya di kisaran seribu orang.

Sejauh ini, pihaknya mengimbau agar jamaah waspada.

"Jangan sampai ketularan. Barusan, berapa hari yang lalu kita berangkatkan. Tadi malam ada yang berangkat, ada juga yang akan pulang," jelasnya. Hingga kemarin siang, Ambo pun mengaku belum mendapat imbauan dari Kemenag Kaltim. "Karena ini mendadak juga. Beritanya memang belum ada di Saudi. Tetapi di sekitar Indonesia kita kan kena," sambungnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X