Dalam hitungan hari, Kawasan Sekumpul, Martapura, Kalsel, segera menjadi lautan manusia. Berdatangan dari berbagai penjuru dunia, jamaah haul ulama kesohor asal Kalsel KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani akan memadati lokasi haul tersebut. Tak terkecuali yang dari Kaltim.
MUHAMMAD RIFQI, Tenggarong
Haul atau peringatan wafatnya KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, beberapa tahun terakhir, begitu menyedot perhatian. Jumlah jamaah yang datang terus bertambah. Mencapai jutaan orang. Tahun ini, jamaah berhimpun di sana diperkirakan mencapai 2 juta jiwa.
Acara haul dipusatkan di kompleks Ar-Raudah, yang ada musalanya, rumah sekaligus kubah tempat Guru Sekumpul dimakamkan. Kegiatan digelar pada 29 Februari dan 1 Maret 2020. Ulama besar ini semasa hidup memiliki jamaah yang begitu banyak tiap kali menggelar majelis ilmu.
Tak sedikit muridnya juga meneruskan misi dakwah hingga Kaltim. Dikenal dengan sebutan Abah Guru Sekumpul, almarhum merupakan zuriah keturunan ulama tersohor KH Muhammad Arsyad Al-Banjari atau yang dikenal sebagai Datuk Kelampaian. Keturunan Datuk Kelampaian pun menyebar luas di Bumi Etam. Maka tidak heran banyak ulama Banjar yang turun-temurun hingga kini terus berdakwah di Kaltim.
Sejak Rabu (26/2), kepadatan arus lalu lintas Kaltim-Kalsel mulai diramaikan para jamaah haul. Ini terlihat dari stiker pada kendaraan yang bertuliskan asal daerah dan “Jamaah Haul”. Ada yang menggunakan kendaraan pribadi berupa mobil dan sepeda motor. Ada pula yang menggunakan transportasi umum seperti bus. Bahkan, ada yang menyewa mobil.
Mereka yang berangkat tak hanya dari jamaah masjid dan majelis pengajian di Kaltim, tetapi juga sejumlah instansi dan organisasi. Tingginya antusiasme masyarakat, membuat banyak pihak turut membantu proses keberangkatan menuju lokasi. Mulai kalangan pejabat, pengurus masjid, hingga organisasi kesukuan.
Keluarga Bubuhan Banjar Kaltim-Kaltara (KBBKT-KU) Kukar pun turut ambil bagian memberangkatkan ratusan jamaah asal Kukar. Dua bus dan sejumlah mobil disiapkan. Berangkat dari eks Pasar Tangga Arung, Kecamatan Tenggarong, rombongan bertolak menuju Kalsel sekitar pukul 10.00 Wita. Pada hari yang sama, sejumlah rombongan lain juga memulai perjalanan. Di antaranya, rombongan yang diberangkatkan Gubernur Isran Noor dengan belasan bus.
"Kami berharap berkah Abah Guru Sekumpul. Apapun yang bisa kami bantu untuk memberangkatkan jamaah yang ingin berangkat dari Kukar," ujar Ketua KBBKT-KU Kukar Muhammad Yamin.
Kemarin diperkirakan menjadi hari puncak arus keberangkatan. Sesampainya di Pelabuhan Penyeberangan Kariangau, tampak antrean kendaraan mengular menuju mulut pelabuhan. Hampir seluruh mobil jamaah menggunakan stiker haul. Stiker ini akan memudahkan para relawan untuk mengarahkan jamaah sesuai tujuan jalur yang paling efisien. Terutama saat arus balik menuju daerah asal.
Bayu Aprilian, komandan Regu Operasional Lapangan Pelabuhan Kariangau, mengatakan arus keberangkatan memang memasuki puncaknya. Antrean kendaraan, menurut dia, tak bisa lagi terhindarkan karena lonjakan yang signifikan. Jumlah kapal yang disiagakan hingga 12 unit.
Antrean kendaraan pun bisa mencapai tiga jam untuk mendapat jatah menyeberang. Namun, untuk sepeda motor dan bus diprioritaskan masuk terlebih dulu. Bus yang menggunakan feri penyeberangan lebih dari seratus unit per hari. "Untuk bus dan sepeda motor diprioritaskan," ujar Bayu.
Untuk kepadatan arus lalu lintas pelabuhan penyeberangan, diperkirakan sejak 26 Februari hingga 3 Maret mendatang. "Untuk arus balik memang tidak bisa diprediksi. Mungkin ada yang bertahan dulu di Banjar," tambahnya lagi.
