Menjadi tua bukan berarti tak bisa berkarya. Jenny Lowati misalnya, yang berhasil menyabet posisi kedua di Lomba Taichi dan Qigong justru pada usia yang lebih setengah abad.
Menari adalah hobinya. Sejak usia 18 tahun, ia sering kali ikut kursus menari di Surabaya. Mulai dari tari tradisional Tiongkok hingga modern, semua ia geluti.
Namun, sejak 15 tahun dirinya jatuh hati pada taichi. Tepatnya saat ia menginjakkan kaki di Kota Minyak. Sewaktu jalan santai bersama suami, ia tak sengaja melihat sekelompok lansia tengah melakukan gerakan taichi. Hal ini membuat Jenny Lowati tertarik mempelajari.
“Dulu, tempat untuk latihan tari modern itu kurang. Jadi pas liat taichi ini jadi tertarik. Selain itu, bagus untuk kesehatan juga,” tutur pemilik nama asli Lo Chui Ni ini.
Selama mengikuti taichi, ia berkata tak pernah ada lomba taichi yang digelar. Seakan hal tersebut memang masih asing. Lomba Taichi dan Qigong Piala Perhimpunan Tionghoa Balikpapan adalah ajang pertama yang ia ikuti. Jenny pun mengaku senang bisa meraih kemenangan di sana.
Perempuan kelahiran Tanjung Redeb 18 Mei 1955 ini mengaku sebelumnya memang optimis menang. Ia merasa bahwa teknik yang ia lakukan tepat. Gerakan yang ia lakukan lebih lentur dan lemah.
“Kalau taichi itu harus menjiwai, diperhatikan juga pernapasannya, tidak asal gerak. Banyak saya lihat orang itu gerakannya asal saja,” ujarnya sembari tertawa.
Ibu rumah tangga sekaligus pengusaha ini juga setuju akan dampak positif dari taichi. Dengan gerakan yang identik dengan pengaturan sistem pernapasan, ia merasa lebih sehat dan bugar.
Begitu pula teman-temannya yang mengikuti seni bela diri taichi, satu pun belum ada yang mengalami pikun. Bahkan ibunya yang berusia 92 tahun, masih memiliki ingatan yang bagus.
Perempuan 65 tahun ini juga rutin memperkenalkan taichi. Salah satunya dengan menjadi instruktur di Klenteng Guang De Miao setiap Selasa, Kamis dan Minggu pagi. Dengan begitu, ia harap akan banyak yang menggeluti taichi dan menerapkan pola hidup sehat.
Dalam perlombaan taichi dan qigong yang diselenggarakan oleh Asosiasi Dong Yue Taiji Quan Indonesia (ADYTI) Balikpapan, Jenny berhasil memboyong empat medali. Tiga medali emas untuk Senam Tera Lanjutan, Taiji 8 jurus dan Taiji 24 jurus. Satu medali perak pada Senam Tera Pokok kategori usia 56-66 tahun. (*/okt/ms/k18)