SANGATTA-Beberapa pasar di Kutim yang telah rampung terbangun masih dilarang untuk diresmikan karena belum memiliki fasilitas yang menunjang.
Seperti di pasar Kecamatan Kaliorang. Infrastruktur di pasar itu masih tergolong minim. Belum masuknya aliran air bersih serta drainase dan listrik menjadi kebutuhan mendasar. Kadisperindag Kutim Zaini menyebutkan, penunjang kebutuhan air bersih di pasar itu belum mumpuni. "Air belum masuk, infrastrukturnya belum lunas," katanya.
Air bersih merupakan kebutuhan utama yang bersifat mendesak. Setiap pasar diharuskan memiliki aliran air yang mengalir setiap hari. Jadi, kebersihan pasar dapat terjaga. "Air yang ada saja belum tentu bersih, apalagi tidak ada airnya," sambungnya.
Tidak hanya itu, jauhnya akses pasar dari permukiman menjadi keluhan sejumlah pedagang. Sehingga, barang dagangan jarang terjual. "Pembeli tidak mau ke pasar," jelasnya.
Dia meminta hal itu dapat menjadi pembelajaran bagi seluruh camat yang ingin membangun pasar di wilayah masing-masing agar tidak menjadi beban APBD. "Ke depan camat-camat bisa memikirkan lahan terlebih dahulu," tuturnya.
Permasalahan infrastruktur kerap menjadi polemik yang menerpa pembangunan pasar. Untuk itu, Sekda Kutim Irawansyah meminta segala sesuatunya harus disiapkan secara matang. "Siapkan dulu, jangan sampai diresmikan tapi tidak lengkap," tegasnya. Dia mengimbau, pembangunan pasar berada di tengah permukiman penduduk agar perekonomian daerah dapat meningkat. "Cari tempat yang ramai, drainase, air bersih, juga penerangan harus baik. Pedagang harus siap, jangan sampai tidak berfungsi," tandasnya.
Polemik serupa seperti masalah jalan dan drainase terjadi di pasar Kecamatan Rantau Pulung dan Long Mesangat. Rencananya, Kutim kembali membangun di Kecamatan Bengalon. "Ada penambahan," lanjutnya. Pembangunan pasar merupakan kebutuhan yang masuk skala prioritas. Sebagian dari kecamatan lain telah memiliki fungsi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. "Alhamdulillah, sebagian sudah berfungsi baik. Salah satunya di Pasar Muara Bengkal," ungkapnya.
Belum berfungsi seutuhnya setelah pembangunan terjadi di Pasar Sangatta Selatan. Setelah beberapa tahun terakhir, ratusan pedagang enggan berjualan di dalam kios pasar. Sebab, lapak-lapak itu dikeluhkan pedagang yang tergolong kecil dan tidak mampu menampung seluruh pedagang. (*/la/dra/k16)