SAMARINDA- Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim Muhammadsjah Djafar mengatakan, pemerintah terus mendorong penggunaan biodiesel untuk menciptakan kestabilan ekonomi.
Biodiesel sudah dimulai dari program B20, B30 dan akan dilanjutkan ke program B40, B50, hingga B100. Keuntungan dari program biodiesel adalah Indonesia tidak lagi ketergantungan pada impor minyak fosil dan energinya lebih ramah lingkungan. Ditambah neraca perdagangan akan positif.
“Program biodiesel tidak akan berhasil jika tidak didukung produksi CPO (crude palm oil) yang baik di tingkat petani,” ujarnya Rabu (26/2).
Dia menjelaskan, program tersebut pasti berhasil jika pasokan CPO melimpah yang bersumber dari petani sawit swadaya. Petani sawit swadaya berperan penting untuk menyukseskan program biodiesel. Namun, terdapat dua permasalahan yang masih dihadapi petani sawit swadaya, pertama skala usaha perkebunan masih terbatas, yakni rata-rata kurang dari 3 hektare dan kedua adalah kondisi kualitas tandan buah segar (TBS) yang masih rendah.
“Sehingga memang petani tidak memiliki daya saing yang besar, kondisi itu membuat rantai pasok B30 lebih banyak menguntungkan para pelaku usaha dan industri CPO,” katanya.
Keterlibatan petani dalam rantai pasok biodiesel masih kurang maksimal. Banyak petani sawit yang mengeluh mereka tidak untung, padahal program biodiesel sudah mulai berjalan. Petani swadaya harus diberi porsi besar. Apalagi, pada 2025 Indonesia akan lebih banyak menggunakan sawit dan peluang tersebut bisa dimanfaatkan petani Kaltim. Dengan begitu, rantai pasok petani dalam industri biodiesel bisa lebih besar, dan mereka harus dilibatkan. Langkah untuk meningkatkan peran petani dalam rantai pasok biodiesel harus dilakukan. Salah satu caranya dengan memutus rantai pasok tengkulak, sehingga harga yang diterima petani bisa lebih baik.
“Kami di Gapki mendukung agar petani sawit bisa lebih sejahtera, agar program biodiesel tidak hanya mendukung devisa negara, tapi meningkatkan ekonomi masyarakat bawah,” pungkasnya. (ctr/tom/k15)