BEIJING– Tiongkok berusaha bangkit. Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu tidak mau terus terpuruk karena wabah Covid-19. Persebaran virus mematikan tersebut membuat hampir seluruh geliat perekonomian melemah. Karena itulah, pemerintah menawarkan akomodasi gratis kepada penduduk yang mau berangkat kerja.
”Area dengan risiko (penularan, Red) rendah harus melanjutkan produksi penuh dan hidup normal,” ujar Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Saat ini infeksi dan jumlah kematian akibat Covid-19 di Tiongkok mulai menurun. Rabu (16/2) ada 52 kematian baru. Total 2.715 orang tewas dan lebih dari 78 ribu orang terinfeksi di Tiongkok saja. Kabar baik itu dibarengi dengan kabar buruk. Sekitar 14 persen pasien Covid-19 yang dinyatakan membaik dan keluar dari rumah sakit di Guangdong ternyata kembali tertular saat dites ulang.
”Belum ada kesimpulan ilmiah terkait mengapa pasien yang sudah pulih kembali positif,” ujar Wakil Direktur Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit Guangdong Song Tie.
Sementara itu, penularan di luar Tiongkok justru terus meroket. WHO mengungkapkan bahwa infeksi harian di dunia lebih tinggi daripada di Tiongkok. Angka kematian tertinggi ada di Iran. Yaitu, 19 orang kehilangan nyawa dan 139 lainnya terinfeksi. Disusul Korsel dengan 12 kematian dan lebih dari 1.000 infeksi. Satu tentara AS yang ditempatkan di Korsel tertular. WHO menilai, banyak negara yang tidak siap dengan wabah Covid-19. Padahal, virus tersebut mungkin masih bertahan dalam beberapa bulan ke depan. Terlebih, belum ada vaksin penangkalnya. (sha/c10/tom)