Istri Meninggal Pagi, Suami Menyusul Sore Harinya

- Rabu, 26 Februari 2020 | 14:04 WIB
Siti Hardiyanti Ode (26) dan Yaya Hardani (30) mengikat janji suci pernikahan 2008 lalu.
Siti Hardiyanti Ode (26) dan Yaya Hardani (30) mengikat janji suci pernikahan 2008 lalu.

Sempat Dikira Mabuk, Tinggalkan Enam Anak yang Masih Kecil --- sub

 

Yanti dan Dani telah membuktikan cinta mereka sehidup semati. Keduanya menikah muda pada 2008 lalu.

 

RIKIP AGUSTANI, Balikpapan

 

GURAT kesedihan masih belum hilang di wajah Wa Ode Rusdiana. Dalam waktu yang berdekatan, perempuan 47 tahun itu harus rela kehilangan anak dan menantunya. Anak perempuannya, Siti Hardiyanti Ode (26) meninggal terlebih dahulu pada Ahad (23/2) pagi. Tak lama berselang, menantunya, Yaya Hardani (30) mengikuti jejak Yanti--- sapaan Siti Hardiyanti Ode.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai porter di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan itu, meninggal pada sore harinya. Diana--sapaan Wa Ode Rusdiana, masih tak menyangka kepergian anak dan menantunya begitu cepat. Sebelum anaknya meninggal dunia, Diana sempat berangkat ke Pasar Sepinggan sekira pukul 07.30 Wita. Satu jam berbelanja, dia pulang pada pukul 08.30 Wita. Setibanya di rumah, sang cucu, Ali Mardani menghampirinya. Dan menyampaikan jika ibunya pingsan.

Dia memperkirakan, kala itu Yanti sudah meninggal dunia. Terlihat dari bibir anak pertamanya itu sudah membiru. “Dia terbaring di kasur pake (pakai) selimut,” kenang dia saat ditemui Kaltim Post di kediamannya, Selasa (25/2). Perempuan berkerudung itu panik. Dia pun memanggil suaminya, Mustafa (53), untuk memanggil ambulans. Tak lama, anak pertamanya dari tiga bersaudara itu, dibawa ke Puskesmas Sepinggan Baru. Lokasinya sekira 300 meter dari rumahnya. Yang berada di lorong di belakang Masjid Al-Falah. Tepatnya di Jalan Marsma R Iswahyudi, RT 20, Kelurahan Sepinggan Raya Kecamatan Balikpapan Selatan.

Setelah dilakukan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) untuk mengetahui aktivitas jantungnya, akhirnya Yanti dinyatakan telah tutup usia. Mengetahui kematian istrinya, Dani--sapaan Yaya Hardani, hanya bisa termenung. Dia pun sempat mengantar jenazah Yanti ke rumah duka. Menumpang ambulans milik Puskesmas Sepinggan Baru. Saat berada di rumahnya, Dani sempat duduk dan melamun. Tak lama setelahnya, dia mengeluh sakit di bagian dada. Lalu beranjak dan berbaring di ruang tengah.

Dani tiba-tiba muntah. Kondisinya seperti orang yang tidak sadar. Melihat kondisinya demikian, keluarganya lantas memandikannya. Karena curiga dengan kondisi kesehatannya, Dani pun dibawa ke Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan sekira pukul 13.30 Wita. “Saya tidak ikut ke rumah sakit,” ucap Diana. Diana memang sempat dua kali pingsan saat mengetahui anaknya telah tiada. Karena itu, keluarga Dani yang bernama Syamsiah (27) yang juga Ketua RT 22, Kelurahan Sepinggan Raya-lah yang mendampingi Dani.

Dia menyebutkan, kondisi pemeriksaan kesehatan almarhum terlihat tidak ada masalah. Itu dibuktikan dengan hasil pemeriksaan organ dalamnya. Menurut dokter, sambung dia, tidak ada masalah serius pada Dani. Setelah dilakukan pemeriksaan, kondisi kesehatan Dani terus mengalami penurunan. Sehingga dokter melakukan penanganan dengan mengaliri listrik ke jantungnya. Namun efeknya, tidak bertahan lama. Selang 20 menit kemudian, nyawanya tidak dapat diselamatkan.

“Almarhum meninggal sekitar pukul 17.03 Wita,” ucap Syamsiah. Keluarganya sempat berprasangka buruk pada Dani. Karena mengiranya dalam pengaruh minuman beralkohol. Apalagi dia diketahui memang suka mengonsumsi minuman beralkohol. Syamsiah melanjutkan, saat mengeluhkan sakit pada dadanya, Dani sempat memperlihatkan gaya seperti orang yang mabuk. Keluarga yang melihatnya saat itu merasa geram. Sehingga memandikannya. Namun, prasangka itu terbantahkan. Dari hasil pemeriksaan dokter, Dani dinyatakan tidak sedang mengonsumsi minuman beralkohol. Organ dalamnya pun hampir seluruhnya normal. Namun, ada pembengkakan pada ginjalnya. Dan menurut dokter tidak dalam taraf membahayakan.

“Saya menyesal sempat suuzan dengan almarhum. Pada saat mau didalami, almarhum sudah meninggal. Tapi kemungkinan karena ginjal itu,” katanya. Dia pun ingin mengklarifikasi kabar yang beredar di lingkungan tempatnya tinggal. Karena Dani memang sering mengonsumsi minuman beralkohol, membuat penyebab kematiannya dikaitkan dengan minuman keras. Bahkan ada yang mengabarkan bahwa kematiannya disebabkan overdosis penggunaan obat. “Jadi, semua itu tidak benar,” tegas dia.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X