Pariwisata Belum Digarap Serius, Dibangun, Lalu Dibiarkan Saja

- Rabu, 26 Februari 2020 | 11:04 WIB
-Air Terjun Jenum di Kampung Merasa, Berau.  Kalau fasilitas jalan diperbaiki, diyakini Air terjun Jenum bakal makin banyak dikunjungi.(KPNN)
-Air Terjun Jenum di Kampung Merasa, Berau. Kalau fasilitas jalan diperbaiki, diyakini Air terjun Jenum bakal makin banyak dikunjungi.(KPNN)

BALIKPAPAN—Pemerintah Kaltim baik level kota/kabupaten diminta untuk serius jika ingin menggarap sektor pariwisata. Sebab sejauh ini, pembangunan yang ada masih belum mampu meningkatkan kontribusi pendapatan dari sektor ini.

Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Timur Sri Wahyuni mengatakan, anggaran yang digelontorkan pemerintah dinilai kurang. Hal itu, jadi salah satu sebab kurang fokusnya pengembangan pariwisata di Kaltim.

“Tapi kami tidak tinggal diam, ada beberapa strategi yang kami jalankan. Pada prinsipnya pembangunan pariwisata tidak bisa berasal dari satu sumber. Perlu banyak pihak yang terlibat. Kami memulai dengan membangun Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) di kota dan kabupaten. Kami akan inventarisir, dan usulkan ke dinas terkait. Misalkan ke Dinas PU, untuk aksesnya bagaimana. Jadi seluruh pihak bersatu padu. Anggaran yang terbatas bisa dimaksimalkan,” jelasnya, Selasa (25/2).

Selain itu, sambungnya, pihaknya akan mendorong selain provinsi, ke APBD kabupaten/kota juga. Paling tidak bisa mendirikan sebuah desa wisata. Satu daerah memiliki desa wisata. “Tahun ini anggaran pariwisata Kaltim sekitar Rp 18 miliar. Ini sudah termasuk anggaran promosi dan lain-lainnya,” ungkapnya.

Terkait investasi swasta, pihaknya sedang membual model bisnisnya. Nanti dari hal tersebut, jadi bahan pemerintah provinsi untuk memberikan informasi kepada investor, potensi apa yang bisa masuk. Misalkan dari hotel, taman wisata, restoran, atau wisata lainnya. “Kami juga berencana membuat forum investasi, setelah bisnis modelnya matang,” imbuhnya.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Balikpapan Yaser Arafat menilai, pengembangan pariwisata di Kaltim masih belum serius. Setengah saja belum kelihatan. Jumlah anggarannya kalau dibandingkan dengan provinsi Jawa Timur misalkan sangat jauh.

“Kalau tidak bisa mengembangkan sendiri, pemerintah bisa mengajak investor asing. Biasanya yang dikelola swasta lebih maju dan bagus. Contohnya saja di Kota Batu, saat ini sangat berkembang pariwisatanya. Dari swasta yang membangun dan akhirnya sampai sekarang terus menarik minat investor dan pemerintah setempat untuk mengembangkan pariwisata,” jelasnya.

Kalau di Kaltim, sudah pasti Berau dengan Kepulauan Derawan. Tapi, untuk bisa menjadi hub masih sulit. Karena pembangunan di daerahnya belum maju. Hotel dan fasilitas yang ada masih minim. Lebih cocok di Balikpapan.

Namun, sambungnya, pemerintah masih bingung mana dulu yang harus dikembangkan. Semua destinasi wisata yang ada dibuat, tak fokus kepada satu saja. Potensi Balikpapan menjadi hub pariwisata sangat besar. “Kotanya maju, aman, dan nyaman. Tinggal dari sisi pariwisatanya digodok ada apa di Balikpapan ini,” tuturnya.

Untuk level lokal, Balikpapan sangat menjadi magnet. Tiap liburan panjang pasti masyarakat dari kota dan kabupaten sekitar berlibur ke Balikpapan. “Potensi Balikpapan, pertama hutan alam. Pasarnya orang Eropa ini. Coba saja, hutan raya Balikpapan dikemas dengan baik bisa jadi menarik perhatian masyarakat atau wisatawan. Bangun eco park. Luas kebun raya Balikpapan hingga 290 hektare. Sangat bagus dibangun wisata forest. Kemudian, hutan mangrove, coba saja ada dikemas dengan baik, ada sarana yang bagus. Ini lahan parkir saja susah. Dan yang dibangun juga awalnya saja, setelah itu rusak atau tak terurus, “ungkapnya.

Ia berharap, pemerintah bisa mendorong pihak swasta masuk pengembangkan pariwisata di Kaltim yang terpusat di Balikpapan. Penerbangan baik rute internasional sudah ada. Tinggal dibuat saja pariwisatanya. “Kalau tidak ada dana ya gandeng swasta. Nanti deal-nya bagaimana,” pungkasnya. (aji/tom/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X