Tanpa Corona Batu Bara Sudah Susah

- Selasa, 25 Februari 2020 | 13:18 WIB
Ekspor batu bara akan menurun tahun ini.
Ekspor batu bara akan menurun tahun ini.

Pada awal 2020, Tiongkok yang menjadi tujuan utama ekspor Kaltim dilanda virus corona. Saat ini, bisnis emas hitam belum terpengaruh dengan menyebarnya virus tersebut. Namun, tanpa ada virus tersebut bisnis emas hitam diprediksikan memang menurun tahun ini.

 

SAMARINDA-Sekretaris Asosiasi Pengusaha Batu Bara Samarinda (APBS) Umar Vatarusi mengatakan, Tiongkok memang menjadi tujuan ekspor Kaltim. Pangsa ekspor batu bara Kaltim ke Tiongkok mencapai 30,63 persen. Virus yang melanda Tiongkok belum berpengaruh terhadap serapan batu bara di negara tersebut. Kemungkinan bisnis emas hitam terdampak pasti ada.

“Tapi hal itu mungkin terjadi jika virus tersebut tidak bisa diatasi. Namun, saat ini kita belum terpengaruh,” katanya, Senin (24/2).

Menurutnya, kalau virus tersebut memengaruhi ekspor secara besar-besaran otomatis ekonomi juga akan terdampak. Namun, tanpa adanya kejadian virus corona sebenarnya ekspor batu bara memang masih sulit tahun ini. Hal itu tentunya tak lepas juga dari konsumsi batu bara yang sudah berkurang, diimbangi dengan banyaknya negara lain yang memproduksi batu bara. Misalnya Afrika dan Vietnam saat ini mereka juga memproduksi, sehingga menjadi pesaing baru.

“Belum lagi restriksi yang dilakukan end user seperti Tiongkok,” tuturnya.

Dia menjelaskan, permintaan memang akan menurun, hal itu masih sejalan dengan harga batu bara yang tidak terlalu apik tahun ini. Terutama emas hitam low gross air received (GAR). Kebanyakan pengusaha masih memproduksi GAR rendah. Walaupun tetap ada margin keuntungan tapi sangat tipis. Kecuali untuk batu bara high GAR, masih bisa bernapas lebih lega. Harga batu bara untuk GAR di atas 6.000 mencapai USD 65,93 per metrik ton. Sedangkan untuk GAR rendah seperti 3.400 malah harganya hanya USD 21 per metrik ton. Sehingga bisnis batu bara tahun ini masih sulit, dengan harga yang belum terlalu baik bagi pemain dengan kualitas GAR rendah.

“Harga masih rendah, permintaan pun bisa saja menurun. Tapi untuk virus corona belum bisa kita prediksikan, sebab sampai saat ini dampaknya masih kecil terhadap ekspor batu bara kita ke Tiongkok,” pungkasnya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Anggoro Dwitjahyono mengatakan, secara kumulatif nilai ekspor Kaltim 2019 mencapai USD 16,18 miliar. Secara angka nilai ekspor pada 2019 memang cukup baik. Hal itu tentunya diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan. Hanya saja, pada pembukaan 2020 Tiongkok yang menjadi tujuan utama ekspor Kaltim diserang virus corona. Virus corona yang melanda Tiongkok tak hanya membuat sektor pariwisata di negara tersebut menurun. Momen Imlek yang seharusnya kunjungan terdongkrak, malah berbalik menjadi isolasi beberapa daerah.

“Hal ini bisa saja menurunkan ekspor kita, tapi hal itu belum tentu terjadi. Harus melihat angka yang jelas pada ekspor Januari dan Februari,” jelasnya.(ctr/tom/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X