JAKARTA-- Tim SAR Gabungan dibawah koordinasi BPBD Yogyakarta berhasil menemukan jasad 2 korban tersisa dari kegiatan susur Sungai Sempor SMPN 1 Puri yang berujung petaka (23/2).
Sebelumnya, 2 korban masih dinyatakan hilang pada Sabtu (22/2). Pada Minggu kemarin (23/2) atau hari ketiga operasi pencarian dan penyelamatan. Tim SAR berhasil menemukan 2 korban tersisa, yakni Yasinta Bunga, siswi Kelas 7b berumur 13 tahun dengan alamat Desa Donokerto, Turi, Kabupaten Sleman.
Korban lain adalah Zahra Imelda, siswi Kelas 7D perempuan berusia 12 tahun yang beralamat di Desa Wonokerto, Turi Kabupaten Sleman, Yogyakarta. “Jasad kedua korban ditemukan oleh tim SAR pada pukul 05.30 WIB,” kata Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo kemarin (23/2)
Kedua siswi malang tersebut ditemukan tak bernyawa di dekat DAM Matras yang berada di seksi 1 area pencarian. Sekitar 400 meter dari lokasi insiden saat perahu mereka hanyut. Dengan ditemukannya Yasinta dan Zahra, maka total korban meninggal pada insiden Susur Sungai Sempor
“Dengan sudah ditemukannya seluruh korban maka Operasi SAR dinyatakan selesai hari ini dan seluruh potensi SAR dikembalikan ke masing-masing unsur” tutur Asnawi Komandan Operasi SAR Sungai Sempor 2020.
Kegiatan Susur sungai Nahas tersebut melibatkan total 249 Siswa dan Siswi. Dengan rincian 124 Siswa kelas 7 serta 125 Siswa kelas 8. 216 Siswa dinyatakan selamat, 23 diantaranya mengalami luka-luka. Sementara 10 siswa dipastikan meninggal dunia.
Sementara itu, BMKG menyatakan bahwa wilayah Indonesia belum lepas dari potensi hujan lebat pada akhir Februari ini. Prakiraan cuaca yang dirilis BMKG kemarin menyebutkan beberapa wilayah di Jawa masuk dalam kategori waspada cuaca ekstrim berupa hujan lebat.
Wilayah-wilayah tersebut meliputi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Tengah, dan Timur, Sulawesi Selatan, serta Nusa Tenggara Timur (NTT). Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga hari ini (24 Februari 2020)
Selain di Yogyakarta, cuaca esktrim juga menyebabkan banjir bandang di Kabupaten Lombok Timur pada Minggu sore kemarin. Banjir bandang melanda Dusu Melempo Desa Obel-Obel Kecamatan Sambelian pada pukul 16.00 WITA.
Sejauh ini belum ada laporan korban Jiwa. Namun 59 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 250 Jiwa dilaporkan mengungsi. Ketinggian air mencapai lebih dari 1 meter. “Namun kondisi sekarang sudah surut tinggal menyisakan lumpur,” jelas Agus Wibowo.
Agus menyatakan, kejadian di Lombok Timur selain karena curah hujan yg cukup intens selama seminggu terakhir, Sungai melempo juga meluap karena salah satu tanggul jebol.
Agus mengingatkan, bahwa mengingat cuaca ekstrem masih akan terus berlangsung dalam beberapa hari kedepan, dihimbau kepada seluruh masyarakat agar dapat mengantisipasi akan potensi bencana banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung serta kilatan petir yg dapat terjadi dengan melakukan pembersihan di lingkungan masing-masing guna meminimalisir dampak.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terus mantau pembentukan awan. Khususnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT Tri Handoko Seto mengatakan saat ini sudah mulai melakukan hujan buatan kembali. Dia mengatakan dalam sehari bisa dilakukan tiga sampai empat kali penerbangan penyemaian awan.
Dia menjelaskan hasil pengamatan pertumbuhan dan pergerakan awan yang menuju ke wilayah Jabodetabek terjadi peningkatan curah hujan. Pemicunya pola konvektif di wilayah Barat-Barat Laut Jawa Barat. Kemudian ditambah adanya adveksi massa udara dari Barat Laut (Selat Karimata).