Di Proyek Ini Tenaga Kerja Tiongkok Tak Datang, Pakai Tenaga Lokal

- Senin, 24 Februari 2020 | 14:08 WIB
SESUAI JADWAL: Tunnel atau terowongan 4 kereta cepat Jakarta-Bandung di Sukajaya-Malangnengah, Purwakarta, kemarin masih dalam proses penyelesaian. (MUHAMAD ALI/JAWA POS)
SESUAI JADWAL: Tunnel atau terowongan 4 kereta cepat Jakarta-Bandung di Sukajaya-Malangnengah, Purwakarta, kemarin masih dalam proses penyelesaian. (MUHAMAD ALI/JAWA POS)

JAKARTA– Proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung sempat dikhawatirkan molor pasca merebaknya wabah virus korona (Covid-19). Sebab, material dan tenaga kerja asal Tiongkok tidak bisa didatangkan ke Indonesia.

Kemarin (23/2) Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memantau pengerjaan dua titik proyek kereta cepat di Purwakarta dan Bandung. Dia ingin memastikan pengerjaan sesuai deadline. Kereta cepat Jakarta-Bandung digadang-gadang selesai pada akhir 2021.

”Saya tadi bicara dengan tim PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), tidak masalah, kita bisa optimalkan,” kata Budi. Sebelumnya, Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra menyatakan, ada tenaga kerja asal Tiongkok yang tidak bisa ke Indonesia karena wabah covid-19. Selain itu, bahan-bahan dari Tiongkok tidak bisa diimpor ke Tanah Air. Dia sudah berkoordinasi dengan KCIC dan memastikan bahwa proyek tetap berjalan sesuai rencana dengan memanfaatkan tenaga kerja lokal.

Progres pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 44 persen. Sedangkan pembebasan lahan sudah 99,96 persen. Budi berpesan kepada KCIC sebagai pelaksana proyek agar pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu. ”Harus ontime. Yang kedua, mesti ada alih teknologi, dan ketiga adalah jaga hubungan dengan masyarakat dan teamwork diperhatikan,” pesannya.

Dia merasa bangga karena proyek ini baru kali pertama di Indonesia. Proyek tersebut dikerjakan dengan skema pembiayaan business to business. Karena itu, proyek ini tidak membebani APBN. ”Bayangkan, ada Rp 83 triliun yang masuk Indonesia dari swasta dalam proyek ini," imbuhnya. Jika pembangunan kereta cepat itu sukses, bukan tidak mungkin proyek tersebut dilanjutkan hingga Surabaya.

Dirut KCIC Chandra Dwiputra memastikan, pihaknya telah mengantisipasi kondisi tanah yang rawan atau labil di beberapa titik di Jawa Barat. Selain faktor tanah, cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini juga telah diantisipasi. Dengan begitu, diharapkan cuaca ekstrem tidak akan mempengaruhi proyek. ”Jadi yang rawan sudah kita mitigasi. Kita sudah antisipasi hal tersebut," jelas Chandra.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan memiliki jalur sepanjang 142,3 km. Ada empat stasiun pemberhentian. Yakni Stasiun Halim, Karawang, Walini, hingga Tegalluar. Dari jalur tersebut, sebanyak 80 km dibangun layang atau elevated. Sedangkan sisanya digarap di atas tanah yang di antaranya melalui tunnel atau terowongan menembus bukit. Dengan keberadaan kereta ini, waktu tempuh Jakarta – Bandung akan lebih cepat, yaitu sekitar 46 menit dengan kecepatan sekitar 350 km/jam. (lyn/oni)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X