Masjid Diduga Miring, Warga Minta Perhatian

- Senin, 24 Februari 2020 | 13:14 WIB
TIDAK PUAS: Warga sekitar Masjid Al Wahhab, Jalan Jelawat, memasang banner atas ketidakpuasan terhadap pembangunan yang dianggap tidak sesuai. SELA ASTUTI/KP
TIDAK PUAS: Warga sekitar Masjid Al Wahhab, Jalan Jelawat, memasang banner atas ketidakpuasan terhadap pembangunan yang dianggap tidak sesuai. SELA ASTUTI/KP

SAMARINDAKonstruksi pembangunan Masjid Al Wahhab di Jalan Jelawat, Sungai Dama, Samarinda Ilir, yang dianggap kurang memuaskan oleh warga menuai kontroversi. Pro-kontra pun tak lepas dari pandangan masyarakat.

Sebelumnya, pembangunan ulang masjid pertama di Sungai Dama tersebut dipandang tidak sesuai dengan jumlah anggaran yang diberikan. Ditambah lagi, masjid yang seumur jagung tersebut sudah mengalami banyak kerusakan.

Menanggapi hal tersebut, Lurah Sungai Dama La Uje mengatakan, pihaknya tidak mempunyai hak dan wewenang untuk menjawab pertanyaan masyarakat. "Bangunan tersebut tidak melibatkan pihak kelurahan. Jadi saya tidak mempunyai kapasitas untuk menilainya," ujar La Uje.

Adanya isu bahwa bangunan tersebut mengalami kemiringan sekitar 6 cm menjadi momok bagi warga jamaah Masjid Al Wahhab. Pasalnya, hal tersebut membuat warga takut apabila suatu saat masjid akan roboh jika digunakan untuk acara besar dan dipenuhi banyak jamaah.

Kendati demikian, pihaknya telah berupaya bertemu dengan pihak pemborong untuk mengonfirmasi hal tersebut. "Mereka (pemborong/kontraktor) telah menyediakan pengukur di sana. Jadi kalau suatu saat ada yang mau mengukur kebenaran masjid itu miring, bisa menggunakannya," ungkapnya.

Dia menyampaikan, sesuai informasi dari pihak pemborong, bahwa kemiringan tersebut dibuat secara sengaja. Tujuannya, agar air tidak masuk ke area masjid. "Kalaupun ada kesalahan teknis, mereka pasti diaudit," sambungnya.

Menanggapi adanya banner yang dipasang warga, dia mengatakan, itu merupakan cerminan ketidakpuasan warga atas pembangunan masjid baru tersebut. "Sah-sah saja. Karena masyarakat pada era keterbukaan sekarang kan boleh berpendapat. Asal tidak anarkis dan memprovokasi yang lain," tuturnya.

Ditemui terpisah, Taufiq selaku pengurus masjid mengakui, dalam proses pembangunan masjid, ia dan warga selalu berusaha memantau. "Namanya masjid kan milik bersama. Kami sudah pernah bilang kepada pihak pemborong, tapi tidak digubris. Kalau masjidnya nyaman, kami sebagai jamaah tenang juga melakukan ibadah," tutupnya. (*/ela/dns/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X