SAMARINDA–Mulut Sugianto tak henti-hentinya berucap syukur. Pria 45 tahun itu masih tidak menyangka dapat lolos dari maut. Bersama Yuyun (44), istrinya, Sugianto berhasil lolos dari amukan jago merah yang tengah membesar.
Di bawah terik matahari dan puing rumahnya, Sugiono dibantu keluarganya dan warga sekitar, sibuk mengumpulkan barang-barang yang masih tersisa. Sugianto turut menjadi satu di antara 35 korban kebakaran yang terjadi di Jalan Untung Suropati, Gang Al Mujahidin, RT 5, Sungai Kunjang, Minggu (23/2) sekitar pukul 05.30 Wita.
“Alhamdulillah, saya dan istri masih diberi umur panjang, Mas. Kalau tidak pasti sudah hangus terpanggang,” ucapnya syukur.
Cahaya kuning serta panasnya api masih terus terbayang di kepalanya. Dia masih tidak menyangka dapat lolos dari amukan jago merah waktu itu. Sebelum kebakaran terjadi, Sugianto baru saja menjajakan telur dagangannya di Pasar Malam, Perumahan Kopri, Loa Bakung, Sabtu (22/2). "Padahal baru saja tidur jam 3 pagi saya," tuturnya.
Warga sekitar sebenarnya sudah mencoba membangunkan pasangan ini, namun tak berhasil. Pagar rumah yang terlilit rantai dan tergembok akhirnya didobrak warga. Api yang membesar membuat warga tak berani lebih mendekat. Tak habis akal, satu demi satu dilempar ke jendela depan rumah Sugianto.
"Nggak sadar saya, masih tidur waktu pada teriak. Waktu batu dilempar ke jendela depan rumah beberapa kali, baru terbangun," ungkapnya.
Saat terbangun cahaya kuning terlihat dari balik jendela kamarnya. Jago merah tengah mengamuk hebat. Hanya berbekal baju di badan, Sugianto mengambil kunci mobil pick up yang tergeletak di atas meja ruang tamu. Sambil menggandeng istrinya, Sugianto mengeluarkan pikap miliknya. "Buru-buru, Mas. Ingat pikap aja, sisanya nggak sempat diselamatkan," keluhnya.
Kini Sugianto bersama istrinya harus tinggal di rumah kerabatnya. Rumah yang telah ditempatinya selama 12 tahun hanya tersisa puing.
Sebagai informasi, sembilan bangunan terdiri dari tujuh rumah tunggal, satu toko tiga pintu serta satu bangsal dua pintu hangus pada kejadian tersebut. Sebanyak 35 jiwa dari 12 kepala keluarga pun kini kehilangan tempat bermukim. (*/dad/dns/k8)