SANGATTA-Beberapa kecamatan di Kutim belum terdistribusikan air PDAM. Sebagian di antaranya masih mengandalkan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas), perusahaan air minum desa (PAMDes), dan bantuan perusahaan. Termasuk masih menggunakan air hujan atau sumur.
Desa Selangkau di Kecamatan Kaliorang salah satu wilayah yang air bakunya masih berharap dari PAMDes.
Hal itu menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi PDAM Tirta Tuah Benua Kutim. Direktur PDAM Tirta Tuah Benua Kutim Suparjan menjelaskan, beberapa desa memang masih tertinggal. Untuk itu, tahun ini akan dipasang jaringan pipa di 12 dari 18 kecamatan se-Kutim. "Tinggal desa-desa yang belum teraliri. Kalau teknis sudah 65 persen dan 35 persen sisanya akan direalisasikan," katanya saat ditemui di ruang kerjanya baru-baru ini.
Bahkan, pusat perkotaan Sangatta Utara telah mencapai 87 persen. Dirinya akan menyasar ke 10 kecamatan dengan dana hibah. Termasuk Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Rantau Pulung, Kaubun, Muara Bengkal, Long Mesangat, Muara Ancalong, Karangan, Teluk Pandan, dan Bengalon. "Rp 5 miliar APBD dianggarkan di PDAM untuk 10 kecamatan," ujarnya. Sebenarnya, sebagian desa di kecamatan-kecamatan tersebut sudah teraliri PDAM. Namun, program itu untuk percepatan peningkatan pelayanan masyarakat.
"Semuanya masih progres. Kalau pendaftarannya sudah, masih menunggu izin," ungkapnya. Adapun dua kecamatan lain seperti Kaliorang dan Sangkulirang, tahapannya telah berjalan terlebih dahulu. Pihaknya sudah melakukan uji petik. Suparjan menyebut, dibanding tahun lalu, tahun ini merupakan tahun dengan program terbanyak. "Sebagian ada program hibah air minum perkotaan," ujarnya.
Pipa, lanjut dia, belum seluruhnya terpasang. Jika beberapa permukiman kerap bertambah warga yang menghuni, dia optimistis seluruh warga di semua kecamatan dapat mengandalkan PDAM.
"Sekitar 500 KK akan jadi pelanggan. Tahun ini Sangkulirang ada pemasangan pipa dari PU Kutim," tambahnya. (*/la/dra2/k16)