SAMARINDA - Lubang sisa galian tambang batubara di Samarinda kembali memakan korban jiwa. Kali ini, seorang pemancing Bayu Setiawan 21 tahun hilang dan belum ditemukan di Lubuk Sawah Mugirejo hingga Sabtu (22/2/2020) pukul 17.00
Tim gabungan SAR di lokasi hilangnya korban masih terus melakukan pencarian. Penyelam dari Brimob Polda Kaltim ikut turun menyelam mencari jasad korban. Namun, hasil masih nihil.
Tenggelamnya korban sewaktu memancing bersama rekannya Muhammad Lutfi (19) dan Febri Sudarnanto (15) pada Jumat (21/2/2020) pukul 14.00 wita.
Menjelang Maghrib, ketiganya ingin pulang tetapi terhambat karena rakit tersangkut dibatang pohon. Dan akhirnya mereka bertiga memutuskan berenang menuju tepi lubang tambang.
Namun sekitar jarak 30 meter dari tepi, Muhammad Lutfi dan Bayu Setiawan mendadak lemas. Febri mencoba menolong keduanya.Sambil berenang Febri menarik tangan keduanya, tiba-tiba mendekati jarak 15 meter dari tepi lubang tambang tangan bayu terlepas.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan Gusti Anwar Mulyadi melalui Kepala Seksi Operasi Octavianto menjelaskan korban sempat minta tolong pegangan tangan
"Tapi karena temannya tidak kuat sehingga panik dan langsung meminta tolong namun korban tidak terlihat lagi," ujar Octavianto.
Sementara itu, rilis Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim menyebut tewasnya Bayu Setiawan menambah catatan kelam kasus lubang tambang yang terjadi di kaltim bertambah menjadi 37 korban jiwa yang mayoritas korban adalah anak-anak.
Korban tewas di lubang tambang Mugirejo ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya pada 23 mei 2015 almarhum Ardi ditemukan tewas mengapung dilubang tambang perusahaan belakangan diketahui bernama PT Cahaya Energi Mandiri.
Jatam Kaltim mendesak Gubernur Kaltim Isran Noor agar bertindak tegas. Dengan melakukan pengawasan bekas lubang tambang di Samarinda dan menuntut pertanggung jawaban perusahaan tambang di lapangan. (mym)