PENAJAM – Perawatan ruang terbuka hijau (RTH), khusunya di depan Stadion Panglima Sentik Km 9, kurang maksimal. Ilalang dan tumbuhan liar lainnya tumbuh subur di wilayah tersebut. Seolah diabaikan dan tak pernah dirawat.
Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkim) PPU Riviana Noor menerangkan, anggaran pemeliharaan dan pengembangan RTH tidak terakomodir pada APBD 2020. Sehingga, RTH yang ada di seluruh Benuo Taka hanya digarap dengan swakelola.
“Pelan-pelan kami garap. Terus terang anggarannya tidak muncul (di APBD). Jadi, saat ini hanya memanfaatkan sumber daya manusia (SDM), peralatan serta opersional yang ada,” katanya.
Dia mengungkapkan, total luasan RTH seluruh kabupaten sekira 31 hektare, termasuk di depan Stadion Panglima Sentik, Taman Rozaline, dan median jalan. "Sementara anggaran operasional untuk RTH hanya Rp 1 miliar. Itu pun sebagian besar digunakan untuk gaji tenaga harian lepas sebanyak 75 orang," katanya.
Selain kurang anggaran, Dinas Perkim juga mengklaim kekurangan THL yang mengurusi RTH, serta mesin pemotong rumput. “RTH itu minimal diurusi tiga orang per hektare. Kalau 31 hektare, berarti minimal 90 orang lebih yang dibutuhkan. Kemudian, idealnya mesin rumput 30 unit. Tapi, yang kami punya sekarang hanya 6 unit,” ungkapnya.
Demi tetap menjaga keindahan taman, median jalan, dan RTH lainnya, Riviana menyatakan, akan melakukan penataan. Setiap zona bakal ditentukan personel yang bertanggung jawab. Selain itu, kebutuhan mesin rumput juga akan berusah dipenuhi. “Mesin itu harganya Rp 5 juta per unit. Kami juga berharap anggaran untuk pemeliharaan RTH terakomodir di APBD nanti,” pungkasnya. (asp/ind/k18)
