Konflik di Provinsi Idlib, Syria, merebut kebahagiaan hampir semua penduduknya. Kecuali, putri Abdullah Al Mohamed. Di tengah tragedi yang terjadi, Abdullah mengajari putrinya untuk tertawa di hadapan teror paling menakutkan.
MOCHAMAD SALSABYL ADN, Jawa Pos
PESAWAT tempur atau rudal. Itulah tebakan yang harus dipilih Salwa. Dia harus menebak sumber dari gemuruh nun jauh. Salwa tersenyum semringah. Setelah berpikir sejenak, dia akhirnya menjawab pertanyaan sang ayah. ”Itu rudal. Kalau datang, ayo kita tertawa,” ucap gadis 3 tahun tersebut.
Dalam hitungan detik, bunyi dentuman muncul. Salwa kaget, lalu tergelak sejadinya. Abdullah, sang ayah, ikut tertawa sambil melihat kamera.
Adegan dari video yang viral di dunia maya baru-baru ini adalah permainan yang diciptakan Abdullah khusus untuk putrinya. Setiap kali ada ledakan, pria berusia 32 tahun itu meminta anaknya untuk tertawa bersama-sama. ”Lucu kan?” ujar Abdullah yang tak bisa tertawa lepas.
Permainan remeh yang mungkin hanya akan diikuti balita yang belum tahu dunia. Namun, itu sudah cukup untuk mengubah ketakutan buah hatinya menjadi kegembiraan. Sebab, kisah hidup keluarga Abdullah tak seceria tawa putrinya.
Dia baru saja kabur dari kampung halamannya di Saraqeb. Kota strategis di Provinsi Idlib itu baru saja direbut pasukan pemerintah awal bulan ini. Kini dia tinggal bersama teman di Sarmada yang relatif lebih aman.
”Kami termasuk yang beruntung. Banyak pengungsi lainnya yang telantar di kamp pengungsi,” ungkap dia kepada Al Jazeera.
Satu-satunya yang bisa membuat anaknya sedikit bergembira adalah permainan tersebut. Abdullah ingat bagaimana permainan itu tercipta. Saat Idul Fitri Salwa takut mendengar suara ledakan di luar rumah. Dia langsung mengajak Salwa keluar dan memperlihatkan bocah-bocah bermain petasan.
”Saya bilang bahwa itu hanya mainan. Dan dia tak perlu takut,” jelasnya.
Beberapa saat kemudian, Salwa juga ketakutan saat mendengar suara bom yang meledak. Abdullah kembali meyakinkan bahwa ledakan tersebut juga hanya permainan. Lambat laun, permainan tertawa saat ledakan terjadi akhirnya tercipta.
”Saya harus menghapus ketakutan dari hatinya. Jadi, ledakan ini bukan lagi sesuatu yang menakutkan, tapi menyenangkan,” ujarnya.