Universitas Mulawarman (Unmul) tahun ini bakal membuka 5.749 formasi dari 14 fakultas untuk penerimaan mahasiswa baru (PMB). Jumlah itu berkurang dibandingkan beberapa tahun lalu. Pasalnya, Unmul berniat fokus meningkatkan kualitas pendidikannya. Apalagi, kampus ini digadang-gadang bakal jadi kampus yang menunjang ibu kota negara (IKN) baru.
SAMARINDA–Seperti pada 2013, saat itu, Unmul membuka kuota 7.708 orang. Pengurangan jumlah ini karena berdasarkan penghitungan khusus yang dilakukan tiap program studi (prodi). Hal itu diungkapkan Wakil Rektor Bidang Akademik Mustofa Agung Sardjono.
“Jadi disesuaikan dengan daya tampung kelas yang ada, rasio dosen, dan mahasiswa. Jadi, kami tidak asal buka (pendaftaran) banyak lagi. Sehingga, pembelajaran bakal optimal,” ungkap lelaki yang akrab disapa Agung ini kepada Kaltim Post.
Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan La Hasan menerangkan, tiap calon mahasiswa baru yang hendak mendaftar di Unmul bisa mendapat info dari website kampus ini. Di situ, kuota tiap prodi sudah diumumkan.
“Juga kuota penerimaan SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri), SNMPTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri), atau jalur mandiri,” ungkapnya.
Kemudian, Kepala Bagian Akademik Unmul Edwar Doran pun memerincikan kuota minimal tiap jalur. Di antaranya, SNMPTN kuota minimalnya adalah 20 persen. Lalu, SBMPTN minimal 40 persen. “Lalu mandiri maksimal 30 persen,” sambungnya.
Kembali ke Agung, dia menambahkan, tahun lalu, Unmul menerima sekitar 5,5 ribu mahasiswa baru. Tahun ini, kuota PMB pun bertambah tetapi tak signifikan. Pihaknya memang meminta tidak hanya unsur ketersediaan kelas dan rasio dosen yang ideal. Tetapi, akreditasi prodi juga menentukan kuota.
“Misal walaupun kelasnya bisa menampung 100 tetapi karena akreditasi masih C, ya kami minta ke prodi agar tak membuka banyak dulu. Misal saja, sekitar 60 lah, biar bisa fokus,” papar lelaki bergelar profesor itu.
Diakuinya, masih ada sekitar 30 persen prodi terakreditasi C. Namun, kebanyakan pada prodi baru. Maka itu, pihaknya berfokus meningkatkan kualitas lebih dulu, dibanding kuantitas. Memang, menekan jumlah kuota penerimaan mahasiswa, artinya akan mengurangi jumlah pemasukan universitas. Namun, Unmul bisa mendapat pendapatan lain, misal dari penggunaan aset-aset, hingga menjalin kerja sama. “Kami kan punya banyak ahli. Pihak luar bisa menjalin kerja sama dengan kami,” pungkasnya. (nyc/dns/k8)