Keluarga Berharap Ada Titik Terang

- Rabu, 19 Februari 2020 | 12:02 WIB
-
-

TATAPAN Bambang Sulistyo beberapa kali melihat ke arah makam anaknya, Yusuf Ahmad Gazali. Mengenakan pakaian gamis hijau tosca dengan dominan putih serta kopiah, ia berusaha tegar.

Secara khusus, ayah tiga anak itu mengaku gelisah setelah Yusuf tiada. Bukan hanya dia, begitu pun dengan sang istri. Kegelisahan hati keduanya itu bukan tak beralasan. Jauhnya lokasi temuan jasad putra bungsunya, yang berjarak sekitar 4 kilometer, ditambah anggota tubuh dan organ dalam tak lengkap, membuat pasangan suami-istri itu kerap terbayang-bayang wajah Yusuf.

Bambang masih kurang percaya dengan kepergian anaknya dengan cara terperosok ke air. Ditemui di area pemakaman, Bambang bercerita, Yusuf dikenal takut air. “Sejak usia 2 tahun, jadi kalau dimandikan itu seperti menghindar terus,” ungkapnya. “Dan itu hampir setiap hari,” ucapnya. Hal itu yang membuat keluarga heran bila tercebur.

Demi mencari tahu penyebab kepastian tewasnya putra bungsu, Bambang mengizinkan kepolisian untuk membongkar makam anaknya. Autopsi menjadi salah satu jalan untuk mencari tahu teka-teki kematian Yusuf.

Bambang yang baru tiba di Kota Tepian dari Jakarta, Senin (17/2) menyebut, autopsi merupakan permintaan dari keluarga. “Usaha kami biar tahu penyebab kepergian buah hati kami, Mas,” ucapnya.

Bambang menuturkan, autopsi yang dilakukan saat ini memang mengalami keterlambatan. Hal itu lantaran saat awal ditemukan jasad Yusuf, dirinya salah memahami penjelasan soal autopsi.

“Saat awal penemuan, saya kira autopsi itu 30 hari lamanya. Makanya kami minta anak kami dikuburkan secepatnya,” katanya. “Ternyata, 30 hari itu adalah hasil dari autopsi,” sambungnya.

Saat ditemukan, keluarga fokus kepada jenazah (Yusuf). “Kecuali waktu itu penjelasan soal autopsi tersampaikan dengan jelas, pasti kami bisa mempertimbangkan," tegasnya. Begitu pula dengan tes deoxyribonucleic acid (DNA). Saat itu, Bambang sempat menyampaikan untuk uji DNA karena jasad putranya tak lagi utuh.

Namun, kepolisian tak menyarankannya lantaran biaya yang mahal. “Saya juga enggak perhatikan siapa yang bicara saat itu, yang pasti dari polsek. Diberi tahu biayanya mahal, ternyata dua hari berselang ‘kan minta uji DNA juga. Sempat kesal juga saya seakan-akan nyawa anak saya itu seharga biaya uji DNA,” bebernya.

Kembali ke gelar autopsi, hingga selesai pada Selasa (18/2) siang, Bambang belum mengetahui penanggung biaya. Dirinya hanya diminta menandatangani surat persetujuan autopsi.

Namun, dirinya meyakini seluruh pembiayaan akan ditanggung kepolisian. “Kalau dari kami, enggak mampu sudah biayanya, (autopsi) ‘kan enggak murah,” keluhnya. Terkait hasil autopsi, Bambang siap menerimanya. Meski dalam hatinya tetap merasa ada kejanggalan. “Apa pun hasilnya. Tapi kalau ada kejanggalan, tolong dicari tahu,” harapnya.

Bambang menuturkan harapan keluarga begitu besar dari proses rangkaian autopsi. “Mudahan semua menemukan titik terang yang selama ini jadi beban keluarga, tentang apa yang sebenarnya terjadi. Apakah terseret atau ada indikasi lain,” jelasnya. Pada proses autopsi kemarin, kata Bambang, pihak keluarga terus melakukan komunikasi dengan kepolisian.

Ibunda Yusuf tidak hadir lantaran sedang ada kegiatan penting lain yang tak bisa ditinggalkan. Selain itu, pembongkaran juga ditakutkan mengganggu psikologis dari sang ibu. “Takut juga kalau nanti pas liat pembongkaran malah kenapa-kenapa,” bebernya.

Bagi keluarga, jalan autopsi merupakan yang terbaik agar menemukan titik terang dari kematian sang buah hati. Apapun hasilnya nanti, akan berindikasi sama dengan dugaan awal, yakni terseret arus banjir atau ada dugaan tindak kriminalitas, keluarga akan sepenuhnya menerima dengan lapang dada. “Insyaallah hasilnya nanti yang terbaik,” tutupnya. (dra/*/dad/rom/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X