JAKARTA – Google berencana melakukan pelatihan digital bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Balikpapan dan Samarinda. Pelatihan yang rencananya dihelat pada April ini, merupakan salah satu rangkaian program pemberdayaan yang diberi nama Grow with Google. Program tersebut bertujuan meningkatkan kesejahteraan UMKM dengan cara memanfaatkan peluang baru lewat internet.
Menurut Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf, selain Samarinda dan Balikpapan, pelatihan juga akan diberikan kepada ratusan ribu pengusaha kecil-menengah yang tersebar di Banda Aceh, Pekanbaru dan Kupang.
Dengan penambahan 5 kota tersebut, lanjut Randy, total sudah 17 kota yang mendapat pelatihan digital di seluruh Indonesia “Jumlah ini semakin mendekatkan tujuan kami untuk melatih 2 juta UMKM hingga tahun 2021,” ucap Randy saat peluncuran Grow With Google, di gedung Perpustakaan Nasional Jakarta, Selasa (18/2).
Bentuk pelatihan, tambah dia, dilakukan secara tatap muka lewat work shop yang biasa disebut program Gapura Digital, atau bisa juga dengan cara meng-instal aplikasi Primer. Aplikasi yang diluncurkan 2017, kini memiliki 127 pelajaran berbahasa Indonesia mulai dari cara membuat situs, bisnis, hingga pemasaran digital. “Semua orang bisa belajar di mana saja kapan saja dengan hanya menggunakan smartphone,” tambah Randy.
Harapannya, dengan semakin banyaknya pengusaha kecil-menengah yang melek teknologi, prediksi bahwa ekonomi digital Indonesia meningkat 3 kali lipat mencapai USD 130 miliar sampai 2025, dapat terwujud. Dengan begitu, ekonomi digital tak lagi hanya milik para ahli teknologi atau pelaku usaha rintisan, tapi juga mereka yang bergelut di sektor tradisional seperti pertanian, manufaktur dan UMKM.
Ditambahkan Randy, lewat berbagai program lain seperti Google Developer Groups, Developer Student Club, bangkit, kormo, women will, Google for Education, dan Google News Initiative, pihaknya akan berusaha membantu menciptakan tenaga kerja terkemuka di bidang teknologi. Dengan begitu prediksi bahwa Indonesia memiliki potensi tenaga kerja digital yang bisa menyumbang GDP sampai Rp 4 triliun, dapat mewujudkan. (pra/ndu)