AMMAN– Situasi konflik Yaman terus naik turun. Pada Minggu (16/2), PBB mengumumkan bahwa Houthi dan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional bersiap menukar tahanan perang. Padahal, sehari sebelumnya mereka bertukar serangan di Provinsi Al Jawf.
Pengumuman pertukaran tahanan itu datang setelah pertemuan tujuh hari di Amman, Jordania, selesai. Utusan PBB untuk Yaman Martin Griffiths menyatakan bahwa kedua pihak setuju mempercepat proses tersebut dengan membagikan daftar tahanan yang akan dilepaskan.
’’Kedua pihak menunjukkan bisa mencapai hasil positif meski tantangan dari lapangan terus muncul,’’ ungkap Griffiths kepada Al Jazeera.
Rencana pertukaran tahanan skala besar itu berawal dari mediasi PBB di Swedia pada 2018. Houthi maupun rezim Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi setuju melakukan langkah-langkah adem. Termasuk melepas sekitar 15 ribu tahanan dari setiap lawan.
’’Ini adalah langkah kemanusiaan yang tentu harus segera diwujudkan,’’ tulis Kementerian Luar Negeri Yaman.
Sebelumnya, ratusan tahanan perang dilepaskan secara sporadis oleh setiap pihak. Namun, penukaran skala besar tersebut dimaksudkan untuk memperlihatkan bukti kemajuan perdamaian. Jubir Houthi Mohammed Abdel Salam menyebutkan bahwa pihaknya sudah mendaftar sekitar 1.400 tahanan yang siap dilepas. ’’Tahanan itu termasuk warga Saudi dan Sudan,’’ ungkapnya melalui Twitter.
Agence France-Presse melansir, komite pertukaran tahanan memulai perundingan lagi pada akhir Maret nanti. Langkah tersebut langsung disambut banyak lembaga kemanusiaan. ’’Meski konflik berlanjut, kami senang melihat dua pihak sepakat bahwa tahanan harus kembali ke keluarganya,’’ ujar Franz Rauchenstein, kepala misi Palang Merah Internasional di Sanaa. (bil/c14/dos)