Beri Insentif Pariwisata Tutup Dampak Corona

- Selasa, 18 Februari 2020 | 12:16 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA – Pariwisata menjadi salah satu sektor yang berpotensi paling terpukul akibat munculnya Covid-19, sebutan untuk virus korona. Senin (17/2), Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas untuk mencari solusi mengantisipasi menurunnya pariwisata akibat virus mematikan itu.

Pada prinsipnya, Presiden menginginkan ada insentif untuk industri pariwisata. Agar harga paket-paket wisata ke Indonesia makin kompetitif sehingga kian diminati wisatawan. Khususnya dari mancanegara. ’’Masih kita hitung bersama sore hari ini untuk memberikan diskon atau insentif bagi wisman, yaitu 30 persen dari tarif riil,’’ ujarnya di kantor presiden. Insentif tersebut diharapkan bisa diberikan untuk destinasi-destinasi wisata tertentu yang diproyeksikan menjadi lumbung turis. Baik internasional maupun domestik. Bahkan, bila diperlukan, agen-agen wisata diberi insentif hingga 50 persen untuk memacu mereka memberikan diskon besar bagi para turis. ’’Tapi ini belum diputuskan,’’ lanjutnya.

Rapat tersebut akhirnya menyepakati beberapa poin. Yang utama, menugasi Menteri pariwisata Wishnutama Kusubandrio bersama sejumlah menteri terkait untuk membahas lebih lanjut seberapa besar insentif yang bisa diberikan. Juga bagaimana menaikkan travel tourism competitiveness index Indonesia. Saat ini Indonesia berada di posisi 40. ’’Kita berniat untuk meningkatkan ranking kita menjadi posisi ke-38, antara 36-38 di tahun 2021,’’ terang Tama, panggilan Wishnutama. Posisi Indonesia itu masih di bawah Thailand (31) dan Malaysia (29).

Untuk menaikkan peringkat itu, tidak hanya dibutuhkan promosi. Namun juga fasilitas yang memadai untuk mendukungnya. Misalnya seat penerbangan. Pemerintah berencana meningkatkan jumlah seat penerbangan tahunan dari dan menuju Indonesia. Selama ini, seat yang tersedia hanya sekitar 25 juta. Sementara Thailand memiliki 57 juta seat, Singapura 35 juta, dan Malaysia 44,8 juta.

Penambahan jumlah seat akan dibicarakan lebih lanjut. Karena terkait pula dengan rencana pemberian insentif. Rencananya, hari ini dia akan bertemu dengan Menkeu dan menhub untuk membahas lebih detail skema-skema insentif yang bisa diberikan. ’’Yang diberi insentif adalah sector industri pariwisata,’’ lanjutnya.

Artinya, insentif tidak diberikan parsial, melainkan secara menyeluruh. Keinginan presiden, insentif yang diberikan bisa mencapai 30 persen. Namun, angka riilnya baru akan diputuskan setelah rapat bersama sejumlah kementerian. Karena banyak komponen yang perlu dibahas. Misalnya tiket, landing fee, avtur, bidang perhotelan, dan sector lainnya yang terkait dengan industri pariwisata.

Di sisi lain, Menlu Retno Marsudi menjelaskan kondisi terkini WNI di dua kapal asing. Masing-masing Kapal Diamond Princess di Jepang dan Westerdam di Kamboja. Di Diamond Princess, jumlah kru WNI ada 78 orang. Sementara, di Westerdam lebih banyak lagi. ’’Wni kita adalah kru yang terbesar. Jumlahnya 362,’’ terangnya usai ratas.

Hingga kemarin, pihak otoritas Jepang masih menyatakan bahwa masa karantina kapal Diamond Princess akan berakhir besok (19/2). Sejauh ini, seluruhnya juga dinyatrakan sehat dan dengan semangat yang baik. Namun, pihaknya masih akan terus memantau. Kalau-kalau terjadi perubahan pada kondisi para WNI.

Pihaknya dan kementerian kesehatan sudah berkoordinasi dan mengirim trim ke Tokyo. Untuk mengantisipasi selesainya masa karantina. Sekaligus mengatur kepulangan mereka. ’’Kalau mereka pulang, itu berarti mereka dalam kondisi sehat,’’ lanjut Retno. Sebab, dalam kondisi saat ini, WHO melarang untuk m,engevakuasi orang sakit.

Setelah masa observasi selesai besok, masih akan ada prosedur pengecekan dari otoritas kesehatan Jepang. ’’Mungkin dilakukan 2 hari, terus kemudian tambah waktu untuk hasilnya 2 hari sekitar tanggal 23-24 (selesai),’’ urai Retno. Itu adalah perkiraan kemlu berdasarkan informasi dari otoritas Jepang.

Dengan demikian, tuturnya, ketika kembali lagi ke Indonesia mereka tidak memerlukan observasi lagi. Karena observasi sudah dilakukan di kapal tersebut. Ditambah lagi pengecekan pascaobservasi.

Mengenai kapal Westerdam, 362 kru asal Indonesia seluruhnya dalam kondisi sehat saat kapal itu berlabuh. Dari jumlah tersebut, 60 di antaranya menyatakan bakal pulang karena kontrak kerjanya telah usai. Namun, ada beberapa di antara mereka yang diperpanjang kontraknya.

Saat ini, yang sudah kembali ke Indonesia berjumlah 27 orang. ’’Ketika mereka pulang, sudah dilakukan pengecekan semua oleh tim kementerian kesehatan dan diberikan health alert card,’’ jelasnya. Sejauh ini, mereka dalam kondisi sehat.

Sementara itu, pemerintah terus mematangkan langkah untuk memulangkan 78 kru warga negara Indonesia (WNI)yang bekerja di kapal pesiar Diamond Princess. Pertimbangannya, para WNI tersebut terikat kontrak kerja. Meski begitu, pemerintah memastikan ketika sampai di tanah air, mereka bisa langsung kembali ke daerah asal masing-masing.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

THR-Gaji Ke-13 Cair Penuh, Sesuai Skema Kenaikan

Minggu, 17 Maret 2024 | 07:45 WIB

Ini Dia Desa Terindah nan Memesona di Jawa Tengah

Sabtu, 16 Maret 2024 | 10:25 WIB
X