SINTING..!! Mengaku Dapat Wahyu, Anak Bungsu pun Dibunuh

- Selasa, 18 Februari 2020 | 12:08 WIB
ilustrasi
ilustrasi

PEKANBARU - Garis polisi melintang di depan rumah Her (38). Warga Jalan Cipta Karya, Gang Anturium, Tampan. Pasalnya keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu serta tiga anaknya sempat melakukan ritual mandi di depan rumah. Kejadian itu sudah sejak Jumat (14/2) lalu.

Lalu pada Senin (17/2) warga dihebohkan karena satu keluarga tersebut tidak membuka pintu rumahnya. Kecurigaan muncul ketika adik kandung menelepon abangnya Her, namun tidak mengangkatnya. Sehingga sang adik yang tinggal di Garuda Sakti mendatangi rumah sang abang. Begitu sampai rumah Her, warga sudah ramai di depan rumahnya. Karena tidak juga dibuka pintunya, dia pun menghubungi polisi untuk membantu mendobrak pintu.

Saksi mata Endi (39) yang berada di lokasi mengatakan, kejadian sekitar pukul 10.30. “Karena tak kunjung dibuka, kami bersama adiknya dan polisi ke belakang rumah. Dan diintip ventilasi jendela. Saat diintip dilihatlah anaknya yang terakhir (ketiga) bernama F (3) sudah telungkup. Lalu pintu didobrak. Dan kami masuk. Bagian lehernya terlilit hanger. Kemudian terdapat muntahan susu," sebut Endi.

Begitu masuk, orangtua bersama dua anaknya berada di dalam kamarnya dengan mengenakan pakaian putih. "Waktu kami bilang, anakmu meninggal nih? Terus dijawabnya biar ajalah dia meninggal, dia anak soleh, dia masuk surga," ungkap Her.

Lebih jauh, keluarga Her meresahkan warga sejak empat hari terakhir. Pada Jumat atau sekitar empat hari lalu mandi bersama dengan istri dan anaknya di depan rumah.

“Sempat divideokan warga dan dia marah. Sementara kalau bercerita menerima wahyu sudah satu bulan," terang Endi.

Endi pun melanjutkan, Her rajin beribadah dan jamaah ke masjid. Ditambahkannya, selain mandi di depan rumah, Her pun sempat mencari kucing dan hewan lainnya.

"Kemungkinan itu wahyu yang diturunkan juga. Yang membuat saya tercengang sampai mengorbankan anaknya," jelasnya. Sementara Ketua RT 03 RW 10 Djamal Ambo mengatakan, saat insiden itu terjadi dirinya sedang berada di luar.

"Jadi warga tadi menghubungi ke saya kalau anaknya yang paling kecil dibunuhnya. Terus saya pulang dan suruh telepon bhabinkamtibmas. Lalu polisi datang dan kami bersama-sama mendobraknya," sebutnya. Dalam kesehariannya, Her dikenal baik dan punya jiwa sosial tinggi. Pun, katanya, rajin beribadah. Namun, sejak Jumat tingkahnya aneh. Bahkan pada malam minggu tidak boleh ada yang bertamu.

"Warga tidak boleh bertamu ke rumahnya. Dan yang yang hanya boleh bertamu saya, adiknya dan temannya yang bernama Pak Endi. Bahkan adiknya berjaga di luar, takut hal-hal yang tidak diinginkan terjadi," tuturnya.

Benar saja pada Senin pagi dia tidak berangkat kerja. Itulah yang membuat adiknya yang satu kantor datang karena panik. "Ternyata warga sudah ramai di rumahnya dan anaknya telah dibunuh," ucapnya.

Kemudian Kapolsek Tampan AKP Juper Lumban Toruan saat dikonfirmasi, membenarkan itu. "Sekitar 10.30 WIB laporan masyarakat yang merupakan adik kandung pelaku. Satu kerja dengan pelaku. Hari ini (kemarin, red) tidak masuk kerja dengan alasan sakit," jelasnya.

Adiknya yang bernama Jun, pun ke rumah Her. Karena tak ada jawaban, bersama warga dan anggota di lapangan dobrak pintu belakang. Polsek Tampan melakukan olah TKP. Ditemukan anak tiga tahun dalam posisi telungkup.

"Diduga dilakukan ayah kandungnya. Dibunuh sekitar pukul 03.00. Dengan alasan, selama ini kuntilanak yang ada pada istrinya berpindah ke anaknya," terangnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X