Kata Psikolog, Orangtua Yusuf Kembali Trauma

- Selasa, 18 Februari 2020 | 11:32 WIB
Ayunda Ramadhani
Ayunda Ramadhani

KEPERGIAN Yusuf Ahmad Gazali, balita yang ditemukan tak utuh di anak Sungai Mahakam, tepatnya di Jalan P Antasari II, Samarinda Ulu, sejatinya sudah diikhlaskan orangtuanya. Bambang Sulistyo dan Melisari tak bisa berbuat banyak.

Terkait hal tersebut, psikolog klinis Ayunda Ramadhani yang juga bagian dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Samarinda, angkat bicara.

Ayunda menyebut, sudah melakukan pendampingan terhadap ibu korban. “Sebelumnya sudah mulai normal, terbukti saat pendampingan terakhir di 7 Februari 2020, dia (Melisari) menyampaikan sudah baik-baik saja,” ungkapnya dalam rilis pengungkapan kasus Yusuf Ahmad Gazali di Mapolresta Samarinda.

“Berarti kan hal itu sudah masuk ke fase selesai kedukaan. Meski duka seorang ibu itu tidak akan pernah selesai, tapi setidaknya dia sudah bisa beraktivitas kembali,” sambungnya.

Namun, perempuan yang juga akademisi itu menilai, kembalinya trauma itu bisa saja terjadi ketika tanpa pendampingan dibawa ke Jakarta. “Itu akan membuka kembali masa krisisnya, dan akhirnya teringat lagi dengan kejadian itu. Belum lagi ada kemungkinan lain yang menjadi dia yakini, karena posisinya masih rentan atau rapuh, apapun masukan dari orang dianggap benar, termasuk dugaan jual beli organ tubuh atau korban penculikan dan pembunuhan anak,” ungkapnya.

Sejatinya, harus pelan-pelan memahami bahwa wajar jika seorang ibu bertindak demikian. “Yang jadi tidak wajar itu jika kasus ini terlalu di blow up hingga mengabaikan fakta-fakta yang ada. Saya pribadi sebenarnya sudah lihat foto jenazahnya, tapi kan memang tidak sama kondisi psikologisnya dengan ibu korban, karena kita tidak mengalami,” jelas Ayunda.

Lantas, bagaimana untuk mengembalikan kondisi psikologi sampai kembali normal. Mau tidak mau, harus melakukan pendampingan psikologis. Waktunya tergantung dari beratnya masa krisis yang dialami sekarang.

Terkait kunjungan ke Hotman, Ayunda menyebut datang ke pengacara bukan sang ibu yang berpikir sendiri. “Kan curiga ada oknum yang memfasilitasi. Tapi kami tegaskan, P2TP2A sifatnya hanya penanganan korban dan pendampingan perempuan, jadi kalau memang ibunya Yusuf ingin didampingi lagi, kami selalu terbuka,” singkatnya. (dra/dns/k8)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X