Mengenal Post Sex Blues, Perasaan Sedih setelah Bercinta

- Selasa, 18 Februari 2020 | 10:42 WIB
TIBA-TIBA: Perasaan sedih yang menyerang setelah berhubungan intim bisa disebabkan banyak hal. Perlu komunikasi terbuka antar suami-istri agar hal itu tidak terulang lagi. (FREEPIK.COM)
TIBA-TIBA: Perasaan sedih yang menyerang setelah berhubungan intim bisa disebabkan banyak hal. Perlu komunikasi terbuka antar suami-istri agar hal itu tidak terulang lagi. (FREEPIK.COM)

UMUMNYA, tiap kali selesai berhubungan seks akan membawa kebahagiaan bagi pasangan. Nah, dewasa ini, terdengar istilah post sex blues atau post-coital dysphoria (PCD). Perasaan sedih yang tiba-tiba muncul setelah berhubungan intim. Ada banyak faktor. Misalkan genetik, biologis tubuh, dan kondisi psikologis. Eksternal pun bisa seperti saat pasangan mengatakan hal-hal negatif yang berkaitan dengan hubungan seks di antara keduanya.

Faktor pendukung terkuat dari post sex blues adalah keterkaitan antara orgasme dan emosional. Misal, saat orgasme. Terjadi pelepasan tekanan yang dapat memicu luapan emosional. Tak semua orgasme memuaskan. Pada beberapa orang, orgasme justru menimbulkan perasaan sedih atau marah. Menurut Yulia Wahyu Ningrum, psikolog klinis, dominan perempuan yang mengalami post sex blues. Kebanyakan perempuan memilih diam dan tidak mengarah ke agresi.

“Perempuan terkenal lebih sensitif dan jarang mengungkapkan langsung. Sementara laki-laki juga kurang memahami apa yang terjadi, sehingga komunikasi tak terjalin,” jelas Yulia.

Post sex blues terjadi setelah hubungan intim selesai. Tidak ada pengaruhnya selama kegiatan itu berlangsung. Tiba-tiba muncul rasa cemas, sedih, dan tak ingin melakukan apapun. Mengarah gejala depresi. Namun, belum ada bukti kuat yang menunjukkan kaitan antara permasalahan kesehatan mental dan post sex blues. Selama tidak mengganggu kehidupan sehari-hari, sebenarnya tidak masalah.

Kalau ditarik ke lokal, kejadian ini pernah beberapa kali ditemukan. Namun, penyebabnya karena hinaan atau kata kasar yang diungkapkan pasangan. Ada sebagian orang yang tidak menyadari dia mengalami post sex blues meski berhubungan dengan pasangan sah.

“Bisa diatasi dengan berkonsultasi. Bisa dengan terapi realita atau cognitive behavior therapy. Bahkan hipnoterapi jika permasalahan utamanya karena trauma dari kekerasan seksual,” imbuhnya.

Seandainya post sex blues dibiarkan dalam waktu lama, bisa menyebabkan depresi atau kehilangan semangat jika mengingat seks. Nafsu seks menurun. Para pakar belum bisa memastikan penyebabnya. Menurut Yulia, hal itu disebabkan karena penelitian yang masih sedikit dan orang merasa tabu atau malu membicarakan seks. Membuat post sex blues kurang mendapat bahasan.

Kedua belah pihak harus saling memahami. Misalkan suasana hati memburuk setelah berhubungan intim, minta waktu menyendiri. Setelah tenang, jelaskan padanya jika bukan dia yang jadi penyebab. Sekaligus membuat pasangan tidak panik. Bahkan tak salahnya sekadar meminta pelukan sebagai bentuk dukungan. Ajak pasangan ngobrol santai. Beri hidangan yang dia sukai. Kalau masih tetap terjadi pada beberapa hari ke depan, mungkin sudah waktunya ke psikolog.

“Kepribadian seseorang yang introvert cenderung mengalami post sex blues. Tentu tidak semua, harus kembali dilihat dari faktor lain. Sebab, mereka terbiasa memendam dan jarang membuka komunikasi efektif,” pungkas alumnus Universitas Gadjah Mada itu. (*/ysm*/rdm/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X