Jangan Anggap Sepele, Kesemutan Berujung Operasi

- Selasa, 18 Februari 2020 | 10:40 WIB
POSISI: Sindrom guyon berbeda dengan CTS karena posisinya. Saraf ulnaris terletak di jari kelingking dan sebagian jari manis. Dipicu kegiatan yang berulang pula. (CAREERSCOUNTCONSLTING.COM)
POSISI: Sindrom guyon berbeda dengan CTS karena posisinya. Saraf ulnaris terletak di jari kelingking dan sebagian jari manis. Dipicu kegiatan yang berulang pula. (CAREERSCOUNTCONSLTING.COM)

SERUPA tapi tak sama. Sindrom guyon adalah akibat dari saraf ulnaris yang terjepit. Letaknya pada jari kelingking dan sebagian jari manis. Tak jauh berbeda dengan CTS, sindrom guyon dapat dipicu karena aktivitas atau pekerjaan berulang. Dibarengi dengan kekuatan tangan dan pergelangan tangan. Secara umum, CTS dan guyon sifatnya repetitif alias berulang.

Disampaikan dr Fajar Prabowo, SpS, orang yang terkena kedua sindrom ini, pasti sebelumnya pernah merasakan. Contoh, jika ada pasien yang mengeluh tangan atau jarinya terasa kebas dan kesemutan setelah mengulek sekali. Saat dia tak mengulek lagi, rasa itu menghilang. Beda dengan yang CTS atau guyon. Setelah berhenti mengulek, rasa kebas atau kesemutan itu tetap ada. Seberapa lama dapat terasa, Fajar tak bisa memastikan. Kembali pada tiap-tiap individu. Bergantung tingkat kerusakannya. Demi mengetahui hal tersebut, bisa dibuktikan dengan alat electromyoneurography atau EMNG.

Salah satu cara mengurangi risiko sindrom yang menyerang saraf itu, tentu dengan tidak berlebihan dalam beraktivitas. Terutama yag sering berhubungan dengan tangan dan jari. Apalagi guyon yang menyerang jari kelingking dan sebagian jari manis. Biasa digunakan saat mengetik. Namun, pemberian obat bisa dilakukan. Bergantung situasi dan kondisi.

“Kalau baru pertama kali sakit, itu harus diobati untuk mengurangi rasa sakitnya. Jadi, kalau kebas atau kesemutannya mengganggu aktivitas, bisa diberi obat pereda nyeri. Intinya, kalau memutuskan berobat pasti karena merasa tidak nyaman,” jelas Fajar.

Sebab, Fajar berpendapat, sebagian pasien yang belum merasakan dampak dari dua sindrom ini tidak akan pergi ke dokter. Berpikir jika suatu waktu, akan menghilang. Terpenting, jangan sampai membuat saraf semakin rusak. Contoh, jika merasa kebas pada tangan pasti akan berusaha untuk menggerak-gerakkan tangan. Hal itu tidak disarankan karena justru semakin menjepit saraf. Bakal memperparah. Jangan sampai kekuatan saraf jadi berkurang. Termasuk hal sepele saat tidur. Usahakan tangan tidak menumpu atau menindih bagian pergelangan tangan. Dilakukan terus-menerus, saraf pun rusak.

“Saraf di bagian tubuh yang bergerak itu bisa ada regenerasi atau tumbuh. Caranya dengan menjaga nutrisi. Kembali lagi, pola gaya hidup yang benar harus diterapkan. Sebab, aktivitas tersebut sangat dekat dengan kehidupan sehar-hari,” beber Fajar.

Lebih lanjut soal nutrisi, sebut Fajar, itu berhubungan dengan vitamin B. Sumbernya bisa dari buah-buahan atau sayur. Normalnya, tidak perlu lagi menambahkan suplemen makanan untuk memenuhi kebutuhan vitamin B. Makan seperti biasa saja dengan porsi cukup. Bagi yang sarafnya sudah rusak, butuh lebih banyak vitamin B agar regenerasi saraf berjalan optimal dan pulih. Entah CTS atau guyon, keduanya bisa menjalani proses operasi. Tentu jika kondisi sudah parah sekali. Disebabkan karena otot yang mengecil dan nyerinya permanen. (*/ysm*/rdm2/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB

TWICE Catat Rekor Penjualan dan Chart Billboard

Selasa, 5 Maret 2024 | 14:35 WIB

Cinta Sebut Keputusan Punya Anak di Tangannya

Selasa, 5 Maret 2024 | 13:50 WIB

Film Superhero Alami Kejenuhan

Selasa, 5 Maret 2024 | 11:10 WIB

Lutesha Belajar Motor Kopling

Sabtu, 2 Maret 2024 | 09:02 WIB
X