Dua Petinggi SMSI Tinjau Huntara di Atas Awan

- Selasa, 18 Februari 2020 | 08:12 WIB
Taufikurahman Ruki dan Firdaus saat meninjau hunian sementara Atas Awan.
Taufikurahman Ruki dan Firdaus saat meninjau hunian sementara Atas Awan.

 

 

 Badrudin dan Ace Sumirsa Ali 

 

Awal tahun 2020 menjadi duka tersendiri bagi masyarakat di 6 kecamatan Kabupaten Lebak yang diterjang banjir bandang diantaranya Kecamatan Sajira, Kecamatan Cipanas, Kecamatan Lebak Gedong, Kecamatan Maja, Kecamatan Curugbitung, dan Kecamatan Cimarga. Banjir bandang akibat luapan sungai Ciberang dan Cidurian itu mulai naik dan menyapu bantaran sungai mulai pukul 05.00 WIB, Rabu (1/1).

Masyarakat terdampak banjir bandang tersebut tinggal di kamp pengungsian di daerah Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Rindam III Siliwangi, Kecamatan Sajira.

Duka masyarakat tidak hanya sebatas banjir, masyarakat yang kini tinggal di hunian sementara darurat tanpa aliran listrik dan toilet. Mereka meninggalkan lokasi pengungsian yang disiapkan oleh pemerintah dan para relawan di daerah Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Rindam III Siliwangi di Ciuyah, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak. Walaupun tempat pengunggsian terbilang nyaman, mereka tak betah tinggal di pengungsian dan ingin mendekat kepada kampung halaman meski telah luluh lantah oleh bencana alam.

Para korban bencana tersebut memilih tinggal di gubug darurat sejak sepekan terakhir. Mereka memilih lokasi jalan milik PT Cemindo Gemilang yang belum difungsikan di Kampung Cigobang Anyar, Desa Banjarsari, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Lokasi ini jauh diatas kampung mereka yang luluh lantah. Kira-kira berada di 1.200 meter diatas permukaan laut (mdpl). Persisinya di bawah kaki Gunung Halimun Salak. 

Mereka menempati bangunan sederhana terbuat dari kayu hutan liar dengan atap dan dinding seadanya dari terpal. Luas bangunan gubug rata-rata 3 meter kali 4 meter, tanpa dapur untuk masak dan tidak dilengkapi toilet. Kebutuhan buang hajat dilakukan di hutan-hutan sekitar lokasi hunian sementara (huntara). Jika keadaan tak mendesak, buang air besar bisa dilakukan di air selokan yang jaraknya sekitar 800 meter dari lokasi hunian. Itupun medannya curam, berkelok dan licin. Di lokasi juga tidak didukung oleh aliran listrik dan air bersih. Belakangan berdiri beberapa toilet umum yang dibangun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak.  

Bangunan gubug darurat ini dibangun warga secara swadaya dan bantuan dari para relawan diantaranya dari Perkumpulan Urang Banten (PUB), sebanyak 26 unit hunian sementara (huntara) dan santunan. 

“Hampir dua bulan hidup di tenda pengungsian pak, udah gak betah. Kami ingin hidup normal di kampung sendiri biar bisa berkebun dan berladang, tapi rumah-rumah kami sudah tidak ada,” ujar Bared (50), kepada rombongan Perkumpulan Urang Banten (PUB) yang datang kelokasi dipimpin langsung Ketua Umum PUB Pusat, Letjen Purn Taufiequrachman Ruki, Minggu (16/2).

Diceritakan Bared, awalnya pada sepekan pertama setelah kejadian, dia dan beberapa keluarga bertahan di tenda hutan dekat lokasi bencana. Sebab ada beberapa warga korban bencana yang belum ditemukan. Selain itu, beberapa korban meninggal dunia belum dipulasara secara Islami, yaitu ditahlilkan selama tujuh hari. 

“Baru semua korban ditemukan, baru kami sekeluarga ngungsi ke Ciuyah, tempat pengungsian dari pemerintah. Selama 17 hari di sana, lalu pindah ke rumah orang tua di Cisimeut. Tapi cuma 10 hari, soalnya inget aja kesini. Kasihan kebun tak ada yang merawat.  Kalaupun bertahan di pengungsian, kami bingung mau ngapain disana,” ujar Bared didampingi istrinya Rukmanah. 

Hal ini dibenarkan oleh Anis Mujtahidin, Kepala Desa Banjasari, Kecamatan Lebakedong, Kabupaten Lebak.  Menurut dia, sedikitnya ada 140 kepala keluarga dari Desa Banjarsari yang mengungsi di Puslatpur Rindam III Siliwangi Ciuyah, Sajira. Sejak 10 hari lalu, mereka memilih kembali ke kampung halaman dan membuat gubug darurat di sepanjang jalan milik PT Cemindo Gemilang.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X