Masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Peduli Sungai Tenggarong, akhir pekan lalu membersihkan Sungai Seka Kanan dan Seka Kiri. Gerakan ini dipimpin Ketua DPRD Kukar Abdul Rasid.
WARGA Kecamatan Tenggarong berkumpul di daerah aliran sungai Kelurahan Loa Ipuh dan Maluhu pada Sabtu (15/2). Mereka tergabung dalam Gerakan Aksi Peduli Sungai Tenggarong. Kelompok masyarakat ini menaruh perhatian terhadap menurunnya fungsi anak Sungai Mahakam karena tertutup tumbuhan liar.
Gerakan tersebut dipimpin Abdul Rasid. Mereka beranjak dari Masjid Al-Hidayah, Tenggarong sejak pukul 08.00 Wita. Dengan menggunakan kapal tradisional dan menempuh perjalanan 30 menit, mereka akhirnya sampai di Sungai Seka Kanan dan Sungai Seka Kiri.
Kedua anak Sungai Mahakam itu memiliki fungsi vital bagi lingkungan sekitar. Bahkan, aliran sungai ini menghubungkan Sungai Mahakam menuju Jonggon, Loa Kulu dan sebagian lagi di kawasan Dusun Bensamar.
Ironisnya, sejauh mata memandang, tumbuhan eceng tiar sudah menutupi sebagian besar jantung sungai. Kapal kelotok pun tak bisa melintas. Dengan menggunakan peralatan seadanya, pembersihan sungai dilakukan.
Abdul Rasid ikut menyeburkan diri ke dalam sungai demi meraih akar tumbuhan liar di dasar sungai. Panjang sungai yang dibersihkan sekitar 2 kilometer. “Kalau ini tertutup tumbuhan liar, kualitas air menjadi buruk. Ini juga mengganggu proses pengairan sawah di sekitar. Belum lagi jika digunakan untuk keperluan PDAM,” kata Rasid.
Juga hadir Sekcam Tenggarong Iriansyah, anggota Satpol PP, serta pihak Kelurahan Loa Ipuh dan Kelurahan Maluhu. Menurut Rasid, upaya gotong royong ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mengantisipasi terjadinya banjir serta meningkatkan fungsi sungai.
Sungai dengan lebar sekitar 10 meter itu, kata dia, perlu mendapat sentuhan pemerintah. “Saat ini, penyelesaiannya tidak cukup hanya dengan gotong royong. Jadi harus melalui sentuhan pemerintah juga,” tandasnya. (qi/kri/k16)