Pulang dari Natuna, Peserta Observasi Kembali Beraktivitas

- Senin, 17 Februari 2020 | 12:14 WIB
dr Budi
dr Budi

Tinggal di lokasi observasi selama dua pekan menjadi kenangan tak terlupakan bagi mereka. Setelah pulang ke kampung halaman masing-masing, semua bersiap melanjutkan aktivitas seperti sedia kala. Life must go on...

 

NURUL, FERLYNDA, Jawa Pos

 

ELLY Riyadhti langsung memeluk dan menciumi Pramesti Ardita Cahyani. Air mata kerinduannya tumpah. Sudah enam bulan ini dia memendam rindu. Sejak Memes –sapaan Pramesti– berangkat ke Wuhan, Tiongkok, pada September 2019. Memes adalah mahasiswi Unesa yang mendapat beasiswa satu semester studi bahasa Mandarin di Central China Normal University (CCNU).

Kerinduan Elly makin menjadi-jadi saat Memes menjalani observasi di Natuna. Elly bahkan tak doyan makan selama beberapa hari. Elly adalah bulik alias tante Memes. Meski begitu, Memes sudah seperti anaknya sendiri. Maklum, Memes tinggal dengan Elly sejak kelas VII SMP. Terutama setelah ibunya meninggal dunia dan ayahnya menikah lagi. Karena itu, Elly dan Memes sangat dekat.

Pesawat yang mengangkut Memes dan rekan-rekannya mendarat di Bandara Internasional Juanda sekitar pukul 22.00 WIB Sabtu (15/2). Bersama rombongan, dia dilewatkan pintu kedatangan VIP. Dan langsung dipertemukan dengan keluarganya di Grha Amukti Praja Wijaya 1 Terminal 1 (T1). Malam itu Memes disambut tujuh anggota keluarganya sekaligus. Selain Elly, ada paman, tante, keponakan, dan dua saudara kandung perempuannya. Mereka datang berombongan dengan satu mobil dari Lamongan ke Surabaya. Rombongan keluarga membawa makanan yang sudah dipesan Memes sebelumnya. Yakni, botok ikan dan sambal tomat.

Di rumahnya di kawasan Brondong, Lamongan, Elly dan keluarga sudah menggelar karpet. Lengkap dengan aneka penganan yang dimasukkan ke stoples-stoples. Mirip Hari Raya Idul Fitri. ”Sudah kayak open house Lebaran memang. Karena pasti keluarga besar dan pihak pemda juga datang semua ke rumah menyambut Memes. Insya Allah mau syukuran kecil-kecilan juga. Sampai kemarin mbahnya ada rencana mau dimandikan air kembang segala,” ungkap Elly, lantas tertawa.

Memes memilih menghabiskan hari pertamanya di Lamongan kemarin dengan nyekar di makam ibundanya. Dia ingin mengabarkan bahwa dirinya sehat. Tidak kekurangan suatu apa pun. Di atas pusara ibunya, Memes juga berdoa. Dan tentu saja mengucap syukur tak berkesudahan. Sebab, dia akhirnya bisa pulang setelah perjalanan panjang dari Wuhan, lalu dikarantina 14 hari di Natuna.

Memes mengaku tidak akan pernah melupakan masa karantina selama 14 hari di Natuna. Bagi dia, itu adalah pengalaman hidup yang sulit dilupakan. ”Di sana semuanya sudah seperti keluarga besar. Sama TNI setiap hari diajak senam, yel-yel santai. Kebersamaannya juga sangat terasa. Ngantre makan, ngantre mandi, semuanya barengan,” kenangnya. Terlebih, menjelang perpisahan dengan keluarga besar di Natuna, dia menghibur mereka semua dengan melantunkan lagu-lagu dangdut. Semua bergoyang dan bergembira.

Selama berada di Wuhan, ketika merebak Covid-19 alias virus korona, Memes mengakui bahwa dirinya diselimuti rasa waswas. Namun, dia berusaha meredam kekhawatiran itu dengan memperbanyak doa. Dia menyugesti diri dengan pikiran-pikiran positif. Dukungan keluarga lewat video call setiap hari menjadi penenteram sendiri baginya.

Sebagai WNI yang ikut dikarantina, Memes juga tak luput dari bully alias perundungan. Dia bahkan pernah menerima direct message (DM) di akun Instagram-nya. Isi kalimatnya kurang lebih begini, ”Cukup namamu saja yang pulang ke Brondong, nggak usah orangnya, nanti nyebar virus. Nyusahin pemerintah saja.” Sedih, tentu saja. Namun, dia sadar, ujaran semacam itu akan semakin tidak sehat untuk mentalnya kalau dimasukkan ke hati.

Namun, tidak semua netizen mengiriminya dengan kalimat perundungan. Ada juga beberapa yang iseng merayu. ”Ada yang bilang begini: nggak usah pulang ke Lamongan, pulang ke hatiku saja,” ungkapnya.

Beruntung, tetangga sekitar rumahnya tak menunjukkan antipati. Mereka justru bersikap biasa dan malah menyambutnya sebagai warga kampung yang baru pulang dari perantauan. Beberapa tetangga Memes melontarkan guyonan. Mereka mengatakan bahwa sekarang desa mereka punya artis dadakan yang terkenal sampai masuk TV. Hal itu membuatnya terhibur. Ke depan perempuan 22 tahun itu ingin kembali menjalani hidup seperti biasa. Seperti sediakala. Melakoni berbagai kesibukan seperti mengajarkan bahasa Mandarin untuk siswa SMA di Lamongan. Jika ada kesempatan, perempuan 22 tahun itu juga tertarik menjajal dunia media.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X