Huawei Bikin Retak Aliansi Five Eyes

- Senin, 17 Februari 2020 | 12:08 WIB

CANBERRA– Hubungan Inggris dan Australia merenggang. Penyebabnya adalah teknologi 5G Huawei. Inggris menerbitkan kebijakan yang tidak sama dengan keputusan empat negara lain anggota Aliansi Five Eyes terhadap perusahaan teknologi asal Tiongkok tersebut. Akibatnya, Australia membatalkan rencana lawatannya ke Negeri Big Ben itu.

Sedianya, komisi intelijen parlemen Australia berkunjung ke Inggris pada Maret mendatang. Sabtu lalu (15/2) Canberra mengumumkan pembatalan. Bukannya ke London, komisi intelijen justru akan bertolak ke Washington akhir bulan depan.

”Kami menuruti saran Komisioner Tinggi Australia untuk Inggris. Menurut mereka, komisi intelijen parlemen Inggris belum terbentuk,” terang parlemen Australia dalam cuitan pada akun resmi Twitter mereka.

Secara formal, memang alasan itulah yang disampaikan Australia. Tapi, percakapan tertutup Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab dan Wakil Ketua Komisi Intelijen Parlemen Australia Anthony Byrne yang bocor ke publik mengungkapkan hal lain. Saat menerima kunjungan Raab pekan lalu, Byrne sempat mengungkapkan kekesalannya soal kebijakan Inggris terhadap Huawei.

Australia kesal karena Inggris mengizinkan penggunaan teknologi 5G Huawei secara terbatas di wilayahnya. ”Bagaimana perasaan Anda jika Rusia datang dan memasang infrastruktur telekomunikasi di wilayah Anda. Itulah perasaan kami terkait Huawei,” ujar Byrne kepada Raab pada Kamis lalu (13/2) sebagaimana dilansir Sydney Morning Herald.

Kepada Raab, Byrne menegaskan bahwa keputusan Inggris itu tidak hanya mengecewakan Australia. Tapi, juga sekutu intelijen lain yang tergabung dalam Aliansi Five Eyes. Yakni, AS, Kanada, dan Selandia Baru. Sama dengan Australia, AS dan Selandia Baru juga menolak teknologi 5G Huawei. Kanada pun mungkin menerbitkan kebijakan yang sama.

Bocornya percakapan yang bersifat rahasia itu sempat membuat Komisioner Tinggi Inggris untuk Australia Vicki Treadell berang. Dia pun mengirimkan surat protes ke parlemen Australia. Mengapa? Sebab, dalam laporannya pekan lalu, Treadell menjelaskan bahwa pertemuan Raab dan Byrne berjalan lancar. Memang, tujuan pertemuan saat itu adalah memetakan kembali kerja sama dua negara pasca-British Exit (Brexit).

”Jika memang itu sikap Inggris, kami lebih baik mengunjungi AS yang bisa lebih kami percaya,” ungkap salah seorang anggota komisi intelijen Australia kepada ABC.

Reaksi sejumlah politikus Australia itu membuat pemerintahan Perdana Menteri (PM) Scott Morrison repot. Akhir pekan lalu Canberra berusaha mengelak dari kabar bahwa Australia sedang bersitegang dengan Inggris. Menteri Keuangan Frydenberg menegaskan, hubungan dua negara baik-baik saja. ”Saya tidak akan berkomentar apa pun selain fakta bahwa hubungan kami dengan Inggris tak pernah sekuat ini,” ungkap dia kepada news.com.au.

Sementara itu, Negeri Paman Sam masih terus mengajak negara-negara lain untuk memboikot teknologi 5G Huawei. Kejaksaan Federal AS mendakwa Huawei bersekongkol dengan pemerintah Tiongkok untuk mendapatkan rahasia dagang negara-negara mitra. Jika terbukti bersalah, reputasi raksasa telekomunikasi itu bisa hancur.

”Yang identik dengan persekongkolan adalah tindak kriminal yang terorganisasi. Itu adalah bentuk kejahatan yang biasa disematkan untuk mafia,” ujar David Weinstein, mantan jaksa federal, seperti dilansir Japan Times.

Menteri Pertahanan AS Mark Esper juga mengimbau negara-negara anggota NATO supaya menjauhi Huawei. Dia menjelaskan bahwa Huawei adalah saluran pemerintah Tiongkok dalam misi spionase. Pernyataan yang sama disampaikan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.

”Kita tak boleh tergoda dengan manfaat ekonomi jangka pendek untuk dampak keamanan jangka panjang,” ungkap dia kepada Agence France-Presse.

Namun, Huawei sudah berkali-kali menegaskan bahwa pihaknya tidak terkait dengan pemerintah. Sebagai perusahaan swasta, Huawei mengaku independen. (bil/c10/hep)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X