UMKM Lokal Kesulitan Tembus Pasar Ekspor

- Senin, 17 Februari 2020 | 11:15 WIB
Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih menjadi salah satu andalan untuk menopang perekonomian Kota Minyak. Dalam lima tahun ke belakang, usaha ini tumbuh pesat. Namun belum ada yang mampu menembus pasar ekspor.
Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih menjadi salah satu andalan untuk menopang perekonomian Kota Minyak. Dalam lima tahun ke belakang, usaha ini tumbuh pesat. Namun belum ada yang mampu menembus pasar ekspor.

BALIKPAPAN – Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih menjadi salah satu andalan untuk menopang perekonomian Kota Minyak. Dalam lima tahun ke belakang, usaha ini tumbuh pesat. Namun belum ada yang mampu menembus pasar ekspor.

Selama lima tahun, UMKM yang paling banyak tumbuh di sektor kuliner. Penghasilan kotor atau omzetnya mencapai Rp 281 miliar. Akan tetapi hingga saat ini belum ada produk asli Balikpapan yang dikirim ke luar Indonesia.

Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan, Muhammad Yusuf mengatakan bahwa ekspor sedang dalam persiapan. "Masalahnya karena perizinan ini sulit. Kita sedang berusaha memperjelas alurnya seperti apa," kata Yusuf, Minggu (16/2). Dia menerangkan standar produk, kualitas, dan jumlah pesanan juga masih belum bisa dipenuhi oleh pelaku usaha. Oleh karena itu, pembinaan secara khusus perlu diadakan.

Memang secara data, produk UMKM belum ada yang diekspor. Tapi sebenarnya ada. Dia mencontohkan pie dan Kopi Sepinggan yang sudah ada di Australia serta Taiwan. Santapan khas Kota Beruang ini dikirim sebagai oleh-oleh atau melalui perantara orang lain. Pemerintah sedang menggarap potensi ini. Demi memperkuat status dan landasan hukum, UMKM juga diberikan sertifikasi. Tahun lalu diberikan 279 sertifikat dari 300 yang ditarget.

Di sisi lain Balikpapan juga tengah membenahi diri dalam rangka menyambut ibu kota negara baru yang akan dipindah ke Kaltim. Yusuf menjelaskan bahwa pemerintah ingin masyarakat tidak menjadi penonton di momen yang sangat baik ini. Oleh karena itu, pelatihan sumber daya manusia (SDM) terus digenjot demi menciptakan daya saing.

"Program akselerasi industri kami di antaranya ada dua. Pertama menambah pertumbuhan wirausaha baru. Artinya wirausaha yang baru tumbuh di Balikpapan bisa berperan aktif sebagai penyangga ibu kota negara," jelasnya.

Program kedua adalah penguatan di sektor industri UMKM. Pemerintah ingin memberikan legalitas usaha dan produk yang lebih kuat. Contohnya DKUMKMP mengadakan pelatihan sertifikat halal, hak cipta, hingga cara kredit. Akan tetapi ini butuh dukungan instansi lain.

Bagi Yusuf, jika dinasnya yang bekerja sendirian tidak akan mungkin program terlaksana dengan baik dan cepat. Kolaborasi antarpemerintah atau swasta diperlukan. Sebagai kota yang mengandalkan sumber daya alam (SDA) untuk meningkatkan perekonomian, Balikpapan tidak lagi ingin bergantung dari situ. Pemerintah sedang mencoba beralih ke sektor jasa.

"Jadi ada 16 sub sektor ekonomi kreatif yang akan dilakukan di Balikpapan. Seperti pelatihan digital marketing dan pembuatan aplikasi untuk anak muda. Jadi tidak melulu mengandalkan SDA," jelas Yusuf.

Ketua Kadin Balikpapan Yaser Arafat mengatakan, kalau masalah buyers pihaknya bisa mencarikan. Namun, pelaku UMKM lokal ini terhambat dari sisi produksi. “Kadang mau minta sekian kuota mereka tidak bisa. Mau tidak mau diambil UMKM di pulau Jawa,” tuturnya.

Yaser menuturkan, agar tempat produksi atau dukungan produksi lokal bisa diwujudkan pemerintah. “Ya contohnya rumah packaging dan lainnya. Selain itu harga juga harus bersaing, kalau sudah mematok harga mahal duluan bisa kalah kita,” terangnya. (aji/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X