SAMARINDA - Sepekan ini Polres Samarinda menangkap 9 tersangka bandar dan kurir narkoba. Dengan jumlah barang bukti yang fantastis yakni 3 kilogram lebih narkotika jenis sabu dan 1.690 butir pil ekstasi.
Hal tersebut menunjukan seolah ibukota provinsi Kaltim telah jadi daerah tujuan dan transit pengiriman barang haram tersebut.
Polisi pun menegaskan tak tinggal diam. Dan berupaya terus melakukan penangkapan jumlah narkoba ebih besar lagi.
"Kita terus bergerak melakukan pengungkapan dan pengembangan penyelidikan peredaran narkoba," ujar Kapolda Kalimantan Timur Irjen Pol Muktiono, Sabtu (15/2/2020).
Dikatakan Muktiono, pengamanan wilayah perbatasan RI Malaysia di Kalimantan Utara sebagai daerah asal narkoba tersebut semakin ditingatkan oleh jajarannya. Baik itu melalui penyamaran maupun dengan razia narkoba secara terbuka.
"Kita tingkatkan pengamanan di perbatasan baik itu secara terbuka dan tertutup," ujarnya.
Selama ini, polisi juga mengumpulkan semua informasi dan indikasi cara kerja pengiriman narkoba ke Kaltim. Termasuk, pengendalinya ternyata tak sedikit diperankan oleh narapidana di balik penjara Lapas Bayur dan Lapas Tenggarong.
"Mereka berbagai cara bagaimana memasukan barang ke daerah kita. Dan, kita yang mesti tingkatkan kewaspadaan," ujar Muktiono.
Hukuman penjara yang ringan atau belum ada dihukum mati bagi bandar dan kurir narkoba kini dituding menjadi penyebab semakin membesar pengiriman narkoba ke Kaltim. Muktiono tak menampik ini.
"Seharusnya ada efek jera kejahatan narkoba. Tapi faktanya (bandar kurir keluar penjara kembali edarkan narkoba) masih ada. Ketika kita tanya, mereka mengaku baru sekali. Menurut mereka bisnis ini (narkoba) menguntungkan," ujar Muktiono. (mym)
