Hampir tiga bulan, Kombes Pol Arif Budiman duduk sebagai pimpinan tertinggi polisi di Samarinda. Perdana baginya menginjakkan kaki di Kaltim, terlebih di ibu kota. Beragam permasalahan sudah dirasakan.
KASUS besar pertama yang membuat Arif turun langsung adalah penemuan jasad Yusuf Ahmad Gazali yang tak utuh di anak Sungai Mahakam. Meski harus menunggu beberapa pekan, dua pengasuh di PAUD Jannatul Athfaal resmi ditetapkan tersangka.
Banyak yang diperbincangkan dengan mantan ajudan wakil presiden RI era Jusuf Kalla (JK) itu. Salah satunya, penyebaran media. "Media sosial memang sulit dibendung, tapi saya salut dengan usaha koran," ujar perwira melati tiga di pundak itu. Bahkan, masih terekam jelas dalam ingatannya, JK sangat jarang baca berita lewat handphone (HP). "Bapak (Jusuf Kalla) itu pasti cari koran. Setiap pagi itu beliau bisa baca lima sampai enam koran," cerita Arif.
Bukan berarti menyampingkan kabar yang tersiar lewat medsos. "Tapi koran masih jadi rujukan untuk mencari kejelasan, karena sumber beritanya jelas. Sering berita di medsos itu sumbernya anonim," ungkapnya. Arif yang baru merasakan kursi di ruangan kerjanya pun dibuat tak santai dengan beberapa bencana. Banjir, salah satunya. Dia turun bersama unsur FKPD. Termasuk memberikan bantuan. “Kami ikut menangani banjir, tapi kami juga kebanjiran (Asrama Polisi Gelatik),” ucapnya diikuti senyum.
Namun, yang menjadi sorotan pria yang lahirnya sama dengan HUT Kaltim Post itu adalah kriminalitas Kota Tepian. “Saya heran melihat di lapas itu. Tidur impit-impitan. Sesak sekali itu,” ungkapnya. Narkoba jadi yang terbanyak.
Perwira menengah Polri itu pun tak menampik dengan geografis Samarinda yang begitu terbuka. Sebab itu, Arif sudah menyiapkan trik khusus. “Pelabuhan itu mudah sekali diakses. Saya sedang siapkan terobosan khusus,” ungkapnya. Sehingga, tak bisa sembarangan warga mengakses di pelabuhan. Sebuah alat sudah disiapkannya. Selain itu, personel kepolisian ditempatkan secara khusus.
Untuk diketahui, Samarinda mudah diakses, mulai jalur darat, laut, dan udara. “Itu sebabnya menyiapkan trik khusus untuk perang melawan narkoba di Samarinda,” tegasnya. (dra/k8)