Masih Ada 3 Ribuan Warga Tiongkok di Bali, 468 Warga RRT Mengajukan Perpanjangan Izin Tinggal Darurat

- Sabtu, 15 Februari 2020 | 11:48 WIB
Wisatawan Tiongkok di Bandara Ngurah Rai memakai masker mewaspadai terjangkitnya virus corona (Adrian Suwanto/Radar Bali)
Wisatawan Tiongkok di Bandara Ngurah Rai memakai masker mewaspadai terjangkitnya virus corona (Adrian Suwanto/Radar Bali)

Virus Corona membuat semuanya geger. Yang paling kena imbasnya tentu warga negara Tiongkok. Nah, warga Negara RRT yang masih ada di Bali akibat tidak adanya penerbangan langsung dari Bali ke Tiongkok daratan, hingga Jumat (14/2) dan mengajukan perpanjangan ijin tinggal sebanyak 460. Sedangkan hingga saat ini, jumlah Warga Negara Tiongkok yang masih ada di Bali sebanyak 3 ribu orang.

Demikian diungkapkan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bali, Sutrisno melalui saluran telepinnya Petang kemarin. Dilanjutkan Sutrisno, 468 Warga Negara RRT ini mengajukan perpanjangan izin tinggal darurat di Bali sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Penghentian Sementara Bebas Visa Kunjungan, Visa, dan Pemberian Izin Tinggal Keadaan Terpaksa Bagi Warga Negara Republik Rakyat Tiongkok.

Sesuai dengan perturan tersebut, bagi warga negara RRT yang mengajukan perpanjangan ijin ini tidak dikenakan biaya sama sekali aluas gratis. "Namun bagi yang melanggar atau wisatawn yang mengalami over stay, dan tidak mengurus perpanjangan ijin, maka akan dikenakan denda sebsar Rp 1 juta per hari," jelasnya.

Badung Fokus Mencari Pasar Pengganti Tiongkok

Virus korona yang kali pertama muncul di Tiongkok dan mengakibatkan penerbangan dari dan ke negara itu ditutup sangat berimbas terhadap kunjungan wisatawan ke Kecamatan Nusa Penida, Klungkung. Realisasi retribusi merosot. Sejumlah tempat wisata air memilih tutup.

Owner Caspla Bali Grup I Putu Darmaya mengatakan, virus korona membuat beberapa pelaku usaha wisata air di Nusa Penida tutup. Ada juga yang bertahan mempekerjakan karyawannya dengan sistem giliran, pendapatan dihitung harian. “Parah. Tamu sepi,” ujar Darmaya, Jumat (14/2).

Caspla Bali merupakan salah satu perusahaan yang mempekerjakan karyawannya secara bergilir setelah merebaknya virus korona di Tiongkok. Sebelum menggilir karyawan yang hampir 200 orang, perusahaan tersebut sempat berpikir merumahkannya. “Maunya pilih beberapa orang karena tempat usaha masih buka tapi tamu sepi. Tidak adil. Jadinya giliran,” ungkapnya.

Dalam sehari, perusahaan itu mampu mempekerjakan karyawan sekitar 20 orang. Hal itu tidak terlepas dari wisatawan yang datang sangat sedikit. Paling banyak 50 orang. Itu pun sangat jarang. Bahkan beberapa hari nihil. Berbeda dengan saat sebelum merebak virus korona. Saat low season di kisaran 500-900 orang per hari. Sedangkan high season bisa tembus 1.500 wisatawan. Perusahaan ini menawarkan berbagai jenis wisata air. Di antaranya, jet sky, sea walker, diving, banana boat dan lainnya.

Data di Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung, kunjungan wisatawan asing ke Nusa Penida sebelum merebaknya virus korona bisa lebih dari 2.000 orang per hari. Retribusi yang terkumpul bisa lebih dari Rp 50 juta per hari. Namun kini, jumlah wisatawan terjun bebas. Data Februari 2020, rata-rata kunjungan wisatawan di bawah 1.000 orang per hari. Jika dilihat dari retribusi yang terkumpul, rata-rata Rp 20 juta. Sempat di atas itu, yaitu pada 11 Februari Rp 28.555.000, dengan kunjungan 1143 wisatawan asing.

Kadis Pariwisata Kabupaten Klungkung I Nengah Sukasta mengaku belum tahu ketika disinggung soal adanya perusahaan wisata air tutup hingga merumahkan karyawannya. “Belum ada laporan masalah niki,” ujar Sukasta. Ia menyebutkan, kunjungan wisatawan ke Nusa Penida hampir 80 persen wisatawan Tiongkok. Mereka sebagian besar menikmati wisata air, dan menerapkan day tour.

Menyikapi merosotnya kunjungan wisatawan itu, Wakil Bupati I Made Kasta perintahkan Dinas Pariwisata agar gencar merangsang wisatawan dari berbagai negara. Hal tersebut untuk menghindari persoalan di suatu negara yang menyebabkan masyarakatnya tidak bisa berlibur ke luar negara. Seperti yang terjadi di Tiongkok. “Kalau bisa biar merata, ada dari Tiongkok, Eropa. Jadi tidak ketergantungan dengan satu negara,” tegas Kasta belum lama ini.

Sementara itu menurut Direktur Eksekutif Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Ida Bagus Purwa Sidemen mengatakan sampai pertengahan bulan Februari 2020, industri perhotelan di Bali sudah tidak lagi menerima pesanan dari wisatawan Tiongkok. "Akibat dari penutupan penerbangan dari/ke Tiongkok, persentase turis Tiongkok yang menghuni hotel di Bali 0 persen, " jelasnya Jumat sore kemarin.

Meski tingkat hunian turis Tiongkok di Bali mencapai 0 persen, namun beberapa hotel dan villa yangbada di Bali mengakui masih memiliki tamu yang berasal dari Tiongkok. Seperti yang diakui Director of Sale Hilton Garden Inn Tuban, hingga sore kemarin masih ada beberapa orang tamu asal Tiongkok yang menginap di hotel tersebut. "Mereka yang ada di hotel adalah mereka yang belum berani pulang ke negaranya, sehingga memutuskan untuk tetap tinggal di Bali sambil menunggu perkembangan," jelasnya. (wan/gek/art)

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X