Khawatir Imbas Corona Membuat Usaha Tutup, Karyawan Dirumahkan

- Sabtu, 15 Februari 2020 | 11:43 WIB
Wisata menjadi urat nadi Bali
Wisata menjadi urat nadi Bali

Ditempat terpisah Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta mengatakan pemerintah pusat tentunya sudah melakukan upaya untuk mencegah masuknya virus korona. Demikian pula Pemkab Badung. Salah satunya menutup penerbangan sementara ke Tiongkok, khususnya Wuhan. Sementara, dampaknya terhadap pariwisata di Badung, mantan Ketua DPRD Badung dua periode ini meminta tak khawatir. Pihaknya yakin dengan koordinasi Dinas Pariwisata ke pemerintah pusat dan PHRI, bisa mencari jalan keluar. 

Misalnya, karena Tiongkok ditutup untuk wisata, maka negara sekitarnya seperti Malaysia dan Singapura yang berencana ke sana, bisa ditawarkan agar beralih ke Indonesia, khususnya Bali. "Untuk PAD, kami masih berhitung. Yang jelas kami optimistis berkenaan dengan keuangan daerah ini, berbicara masalah PHR," ujarnya. 

Pihaknya pun meyakini kerja sama Pemkab Badung dengan masyarakat akan tetap mampu mendongkrak PHR. "Meskipun adanya virus korona ini, Pendapatan Asli Daerah kita bisa tetap meningkat di tahun 2020 ini," tegasnya. 

Hal senada disampaikan Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa. Terkait dengan dampak terhadap kunjungan wisatawan yang menurun, pihaknya telah berkomunikasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Guna mencapai target, salah satu yang diusulkan adalah membuka kembali slot penerbangan direct Bali-India. "Karena beberapa tahun lalu, wisatawan India sempat mendominasi, lebih banyak daripada Tiongkok. Namun karena diputusnya direct penerbangan Bali ke India, jumlahnya menurun," katanya. 

Selanjutnya terkait tiket pesawat, diusulkan agar dipertimbangkan kembali dari segi harga. Sehingga menarik wisatawan untuk datang. Sebab, menurutnya pariwisata tidak lepas dari transportasi, dalam hal ini penerbangan dari satu lokasi ke lokasi lain. 

Pihaknya juga berharap agar dibuatkan sistem dalam menghadapi situasi, baik kebencanaan atau seperti dampak virus saat ini yang tergolong force majeure. "Kalau sudah ada kondisi semacam ini, sudah ada langkah yang terstruktur, sistematis, dan masif. Sehingga tidak bersifat insidentil seperti saat ini. Ini sudah saya sampaikan ke Pak Menteri semalam," ujarnya. 

Pihaknya juga kembali melirik wisatawan domestik (wisdom). Sebab, setelah dikaji, baik dari segi lama masa tinggal (length of stay) dan pengeluaran uangnya untuk berbelanja (spend of money) tak kalah dengan wisatawan mancanegara (wisman). "Ini penting mendapat formulasi dan kami sudah sampaikan ke Pak Menteri," tandasnya. 

Ia juga berharap kebijakan agar ada proteksi terhadap pelaku pariwisata. Semisal memberikan disepensasi dalam keterlambatan dalam membayar hutang. Bisa pula memberi kebijakan suku bunga diturunkan dalam keadaan seperti saat ini. "Hal seperti ini kan kewenangan pemerintah pusat. Ini juga sudah kami sampaikan kepada beliau," katanya.

Sementara itu, Kadis Pariwisata Badung, I Made Badra mengatakan, dari informasi pihak ITDC, hingga April mendatang sudah ada 51 ribu lebih pembatalan pemesanan kamar. Sedangkan pihaknya memperkirakan, hingga April mendatang ada 500-550 ribu potensi dari pasar Tiongkok ini akan drop. "Jika tahun lalu mereka 1,2 juta, ya tahun ini 50 persennya pasti akan drop," ujarnya diberitakan BALI EXPRESS. 

Ia menerangkan, tahun 2019 ada 1,2 juta wisatawan Tiongkok yang datang ke Badung. Sementara total wisatawan mancanegara yang tercatat berkunjung adalah 6,2 juta. Artinya ada sekitar 20 persennya adalah wisatawan Tiongkok. Sementara pendapatan dari PHR mencapai Rp 4,3 triliun. Jika dibagi secara kasar, maka PHR yang disumbang wisatawan Tiongkok sekitar Rp 860 miliar setahun atau rata-rata Rp 71,6 miliar perbulan. 

Atas hal itu, pihaknya berupaya mencari 'pasar pengganti' yang potensial. Sebab, diharapkan hal ini tak berpengaruh pada PAD. Pihaknya pun akan melakukan penjajakan ke Eropa barat dan timur. Kemudian ke Amerika dan Rusia. "Ini akan ambil potensi ini untuk menggantikan (wisatawan Tiongkok, Red). Karena jika kita equivalenkan 550 ribu itu mungkin akan tergantikan dengan 200 ribu wisatawan yang berkualitas dari Eropa, Amerika, dan Rusia," ujarnya. 

Sedangkan untuk wisdom, pihaknya bulan depan akan memasarkan paket wisata ke Jakarta, Surabaya, dan Makassar. Yang dipasarkan adalah paket wisata perjalan keluarga atau fam trip. Sasarannya adalah perusahaan nasional. "Fam trip ini yang kami tawarkan ke perusahaan-perusahaan besar ini, sehingga mereka melakukan meeting dan refresher-nya di Bali, khususnya di Badung," katanya. (adi/art)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X