Pemerintah Daerah Harus Serius

- Jumat, 14 Februari 2020 | 10:27 WIB
RAWAN LAKALANTAS: Situasi tanjakan di kawasan Gunung Manggah saat dijepret Kaltim Post, beberapa hari lalu.
RAWAN LAKALANTAS: Situasi tanjakan di kawasan Gunung Manggah saat dijepret Kaltim Post, beberapa hari lalu.

Rencana pemerintah melebarkan Jalan Otista dinilai kurang efektif. Persoalan di Gunung Manggah tak bisa diselesaikan satu instansi. Ibarat penyakit sudah komplikasi, semua harus disembuhkan.

 

SAMARINDA–Beragam pendapat mengemuka terkait persoalan Gunung Manggah, Jalan Otto Iskandardinata (Otista), Samarinda. Di kawasan itu sering terjadi kecelakaan lalu lintas, sehingga diperlukan solusi yang tepat.

Pemkot Samarinda akan menertibkan penjual kayu di sisi Gunung Manggah. Nantinya jalan diperlebar sekitar 2 meter, sehingga diharapkan dapat mengurai kemacetan dan permasalahan yang ada. 

Namun, rencana tersebut dianggap kurang efektif. Kasat Lantas Polresta Samarinda Kompol Erick Budi Santoso turut angkat bicara. Dia menilai, permasalahan Gunung Manggah tak hanya soal elevasi dan jalan yang sempit. 

Pedagang yang merambah ke badan jalan, serta parkir liar membuat Jalan Otista menjadi karut-marut. Kendaraan yang keluar-masuk melalui Jalan Damai tepat di bawah tanjakan membuat kemacetan sering terjadi di Gunung Manggah. 

"Permasalahan (Gunung Manggah) harus ada niatan serius dari pemkot maupun pemprov untuk mencari solusi,” ucapnya. 

Erick menegaskan, pihaknya siap untuk menjadi leading sektor jika ada keseriusan dari pihak eksekutif. Disinggung soal adanya wacana penertiban penjual kayu, menurut Erick, hal tersebut belum cukup optimal. 

"Ibaratnya, itu penyakit komplikasi. Harus disembuhkan semua. Nggak bisa satu-satu. Tidak bisa juga diselesaikan satu instansi,” pungkasnya.

Sementara itu, Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda Hari Prabowo mengatakan, rencana pelebaran jalan dirasa belum optimal. 

"Pasti ada dampak, tapi tidak akan optimal. Kalau kami sebagai pengatur lalu lintas inginnya (penertiban) sepanjang jalan," ungkapnya.

Soal elevasi juga menjadi permasalahan. Hari menjelaskan, elevasi Gunung Manggah juga tak ideal. “Kalau ketentuannya ya nggak lebih 7 persen. Itu rata-rata panjang tanjakan dan kemiringannya. Kalau Gunung Manggah itu lebih,” pungkasnya. (*/dad/kri/k8)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X