Kisah Marga Rahayu, Peraih Adinegoro dari LPP RRI Samarinda

- Kamis, 13 Februari 2020 | 11:57 WIB
Marga Rahayu saat diberi penghargaan oleh Ketua PWI Pusat Atal S Depari
Marga Rahayu saat diberi penghargaan oleh Ketua PWI Pusat Atal S Depari

Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Ungkapan itu pantas disematkan kepada Marga Rahayu. Peraih Piala Adinegoro dari Kaltim.

 

NAMA Marga Rahayu disebut. Kakinya pun melangkah ke atas panggung. Momen itu yang dia harapkan dua tahun lalu. Tetapi, baru bisa kejadian tahun ini.

Aga, sapaan akrabnya, tak menyangka dia akan merengkuh Piala Adinegoro 2019 untuk kategori radio pada perayaan Hari Pers Nasional 2020 di Banjarmasin, Kalsel. Dia justru sempat mengira Adinegoro begitu dekat dengannya pada 2018. Tetapi sayang, yang dia sangka-sangka saat itu tak kejadian.

“Bahkan menurut saya, pada 2018 itu percaya diri. Karena pada 2018 masuk nominasi juga, penilaian juri juga oke. Tahun lalu temanya kan pemilu. Waktu itu, saya bersama tim sampai menginap di perkebunan sawit,” bebernya.

Menginap di kebun sawit itu, lanjut dia, untuk mengangkat tema tentang panen golongan putih (golput) di ladang sawit. Terlebih ketika itu, Kaltim cukup tinggi golputnya bersama Riau. “Saya sampai bermalam di Muara Wahau (Kutai Timur). Waktu itu, saya juga dapat atmosfer banyak selama peliputan. Jadi saya percaya diri sekali,” kisah perempuan yang berkarier di LPP RRI Samarinda sejak 2010 itu.

Namun, 2019 berbeda. Dia tak lagi berharap. Karya bersama timnya Supriati, Metalianda, dan Kamal Anshori berjudul Lubang Tambang Pembawa Petaka pun bukan dia yang mendaftarkan untuk penghargaan itu.

“Waktu itu, saya lagi tugas di Jakarta. Ditelepon sama manajemen RRI Samarinda minta data-data untuk pendaftaran,” kata perempuan kelahiran Muara Pahu, 25 Februari 1992, tersebut.

Setelah tahu karyanya yang disiarkan pada 22 Juli 2019 itu didaftarkan, Aga berusaha melupakannya. Dia enggan lagi berharap. Tetapi, sebuah talk show di TVRI menyebut namanya. Tim dan karyanya jadi pemenang dari 99 karya untuk kategori radio penghargaan Adinegoro.

Aga mengisahkan, membuat karya itu awalnya memang untuk lomba. Tetapi, bukan untuk Adinegoro. Dia pun memilih liputan tersebut karena dia meliput secara mendalam saat kematian korban lubang tambang kesembilan Rayhan di Samarinda Utara.

Waktu itu, dia melihat langsung proses di lapangan bagaimana si anak ditemukan dan dievakuasi. Aga pun mengembangkan isu tersebut. Menggali ke pemerintah, orangtua korban, perusahaan tambang, hingga pemerhati lingkungan.

Aga mengatakan kondisi pertambangan di Kaltim parah. Saat peliputan, dia melakukan riset data hingga mempelajari aturan. Dia mengakui secara kasatmata bahwa pelanggaran terjadi. Sebab, konsesi pertambangan berada di tengah-tengah permukiman penduduk. “Untuk kasus Rayhan itu dekat banget sama rumahnya. Bahkan, kasus Ahmad Heriawan (korban lubang tambang lainnya) juga hanya 50 meter dari rumahnya,” papar Aga.

Dia melanjutkan, aksesnya pun sangat mudah. Padahal, itu lubang tambang yang sudah tak beroperasi bertahun-tahun. Aga dengan mudah mengakses ke lubang tambang untuk dokumentasi. Padahal, lubang tambang begitu dalam. Anak-anak pun senang bermain karena airnya terlihat biru dan menyegarkan.

Selama melakukan peliputan, Aga berbagi tugas dengan timnya. Namun, tantangannya adalah mewawancarai keluarga korban yang enggan diwawancara. “Juga yang paling susah itu ke perusahaan tambang. Birokrasinya ribet. Kalau wawancara perusahaan tambang kalau pas enggak konferensi pers, mereka enggak mau. Atau ribet harus bersurat dahulu dan lain-lain,” paparnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X