Gagalkan Impor Ilegal Telur, Bakal Ganggu Harga Nasional

- Kamis, 13 Februari 2020 | 10:18 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA—Para peternak seperti boleh merasa lega. Asalnya, Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dittipideksus) Bareskrim mengagalkan impor ilegal 15 ton kuning telur asin atau frozen egg yolk yang diduga dilakukan PT ABN. Harga telur di Indonesia bakal terjaga, tidak akan mengalami penurunan drastis.

Direktur Dittipideksus Bareskrim Brigjen Daniel Tahi Monang Silitongan menuturkan, 15 ton telur tersebut diimpor dari India. Rencananya digunakan PT ABN sebasai salah satu bahan baku. ”Padahal, impor tersebut masuk dalam barang larangan terbatas,” tuturnya.

Namun, tetap saja telur tersebut coba dimasukkan melalui Post Border. Setelah diungkap Bareskrim, kasus ini akan ditangani oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN). ”Yang bertugas mengawasi dan menindak PKTN,” terangnya.

Dia mengatakan, karena barang impor itu masuk dalam daftar larangan, maka dipastikan bahwa proses impornya tidak memiliki dokumen. Baik dari Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. ”Jelas ilegal,” paparnya.

Bila telur itu berhasil masuk, tentunya akan membuat stabilitas perdagangan telur menjadi tidak baik. Saat ini produksi telur nasional sangat banyak, tapi kalau memilih telur luar negeri tentu kondisi itu akan menurunkan pendapatan peternak. ”Saat ini PT ABN tentu harus mengambil telur nasional untuk memenuhi bahan bakunya,” jelasnya.

Menurutnya, kasus tersebut hingga saat ini memang belum menetapkan tersangkanya. Namun, pasti dilakukan langkah administratif agar tidak diperdagangankan. ”Telur ini akan dimusnahkan setelah ini,” ujarnya.

Yang pasti, Polri akan membantu untuk mencegah adanya impor ilegal yang berdampak pada ekonomi di Indonesia. Dia mengatakan, kasus ini baru ada di satu perusahaan. ”Kalau ada perusahaan lain pasti ditindak,” tuturnya.

Dia mengatakan, PT ABN juga diwajibkan untuk menarik kembali telur impor ilegal yang telah beredar di pasaran. ”Sesuai regulasi, perusahaan ini terikat untuk menarik semua telur yang telah dijual,” jelasnya.

Selain kasus tersebut, Daniel mengatakan bahwa semua bahan pokok juga sedang dalam pengawasan. Dittipideksus tidak ingin harga pangan berantakan akibat upaya mencari keuntungan dengan cara nakal semacam itu. ”Yang lain, kami awasi juga. Bawang putih dan lainnya,” tegasnya. (idr)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

PGRI Desak Tak Ada Lagi Guru Kontrak

Sabtu, 27 April 2024 | 08:46 WIB

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X