Solo Trip Ke Labuan Bajo

- Rabu, 12 Februari 2020 | 10:50 WIB
PECAHAN KORAL: Pink Beach yang selalu menawan hati. Pasirnya berpadu dengan pecahan koral merah muda.
PECAHAN KORAL: Pink Beach yang selalu menawan hati. Pasirnya berpadu dengan pecahan koral merah muda.

Oleh: Nofiyatul Chalimah

Apakah tidak susah perempuan solo travelling ke Labuan Bajo, NTT? Jawabannya tidak. Walau tak ada ojek online, tenang saja, wisata sudah terintegrasi dan serba mudah. Oktober 2019 lalu, saya solo travelling dari Samarinda ke Labuan Bajo.

 

MEMANFAATKAN promo potongan tiket pesawat dan mencoba Kapal Pelni yang tak buruk juga. Menghabiskan kurang dari Rp 4 juta, tiket pesawat dan Kapal Pelni, habis sekitar Rp 2 juta, sisanya akomodasi. Semua tiket dibeli melalui aplikasi travel online. Untuk jadwal kapal, bisa cek di website langsung atau unduh aplikasinya.

-

TIBA: Ketika Kapal baru saja merapat di Pulau Komodo.

Rute transportasi bermula dengan pesawat Balikpapan-Makassar. Kemudian Makassar-Labuan Bajo dengan Kapal Pelni yang berangkat pagi hari. Di Pelabuhan Makassar, sistemnya sudah modern. Tak boleh masuk tanpa tiket. Harus simpan kode booking dan print tiket di mesin self check-in yang tersedia. Lalu melapor ke petugas dan diperiksa lagi sebelum ke ruang tunggu kapal. Kemudian, kapal menuju Labuan Bajo selama 18 jam.

-

INDAH: Golden Hour di bukit-bukit Labuan Bajo.

Sampai di Labuan Bajo, jalan kaki menuju hostel yang sudah dipesan. Sekitar 500 meter sampai di Kampung Ujung, sesuai alamat hostel. Hari pertama, saya memesan paket one day trip. Banyak penjual paket trip di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta yang dekat pelabuhan. “One day trip harganya Rp 400 ribu sudah ke Pulau Padar, Pink Beach, Pulau Komodo, dan Manta Point,” kata si bapak penjual.

Harga yang ditawarkan menurut saya lebih murah, dibanding penjual lain yang menjual paket one day trip hingga Rp 600 ribu. Sebenarnya, ada opsi lain living on board (LoB) alias selama 3 hari 2 malam tinggal di kapal. Tetapi, saya tidak minat.

Setelah itu, menyewa motor Rp 75 ribu sehari dan berkeliling Labuan Bajo. Berbincang dengan penduduk lokal, menikmati senja dengan latar bukit-bukit tandus bersanding laut biru. Lalu makan malam dengan cumi bakar segar Rp 40 ribu di Kampung Ujung dengan teman satu hostel, Lina, si gadis tutor olimpiade dari Jogjakarta.

Subuh hari kedua, ponsel terus berdering. Si bapak penjual trip sudah menelepon memastikan saya bangun. Berbekal makan siang dan alat snorkelling, saya diantar ke kapal. Ternyata, di kapal sudah banyak wisatawan yang berasal dari penjual paket trip berbeda-beda. Belum juga matahari benar-benar muncul, kapal sudah berlayar. Setelah tiga jam, kapal merapat di dermaga Pulau Padar. Ya Tuhan, puncaknya tinggi sekali dan cuacanya panas. Saya serasa tidak siap.

-

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X