SAMARINDA–Musibah longsor yang melanda Kota Tepian sepertinya belum usai sepenuhnya. Senin (10/2), longsor kembali terjadi di Jalan Bukit Erlisa, Kompleks Perumahan Bukit Erlisa, RT 22, Kelurahan Air Putih, Samarinda Ulu.
Dua rumah ambles di bagian belakangnya. Pada bagian tembok rumah terlihat retakan besar dan nyaris rebah. Presdiana Zarta (42), pemilik rumah, mengatakan setelah hujan Minggu malam (10/2), tanah perlahan mulai bergerak.
Meski tanah curam setinggi 15 meter telah diturap dengan fondasi sedalam 13 meter juga tak mampu menahan beban tanah. "Sadarnya malah pagi kemarin (Senin), dua kali sudah (longsor). Pertama tahun 2016," ucapnya.
Diwartakan sebelumnya, longsor juga pernah terjadi di awal 2020. Setidaknya ada 14 titik longsor terjadi. Plh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda Hendra AH mengatakan, personel BPBD telah diterjunkan ke lokasi musibah longsor. "Sudah kami cek kondisi di lapangan," ucapnya.
Mitigasi bencana juga telah dilakukan oleh pihaknya, namun dalam bentuk sosialisasi. Sedangkan dalam bentuk pencegahan dan perbaikan selama ini belum pernah. Namun tahun ini, pihaknya berencana melakukan pencegahan. Rencananya, dicanangkan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan (APBD-P). "Rencananya tahun ini kami akan tanam rumput vetiver di permukaan curam agar tidak longsor. Tersebar di beberapa titik pemukiman," ungkapnya.
Setidaknya ada tiga daerah rawan longsor di Samarinda, yakni Samarinda Ilir, Samarinda Ulu dan Samarinda Utara. Namun untuk yang menjadi langganan adalah daerah Samarinda Ilir.
Bencana longsor yang kerap terjadi di area perumahan juga disayangkan pihak BPBD. Lantaran para pengembang perumahan tetap mengambil risiko. "Menurut spesifikasi teknik itu nggak boleh, tapi mereka (pengembangan) kadang nekat ambil risiko," pungkasnya. (*/dad/dns/k8)