WASHINGTON D.C– Tiongkok boleh saja mengelak, tetapi bukti berkata lebih banyak. Senin (10/2) Kejaksaan Agung Amerika Serikat (AS) telah mendakwa empat anggota militer Tiongkok sebagai pelaku peretasan Equifax pada 2017. Mereka adalah Wu Zhiyong, Wang Qian, Xu Ke, dan Liu Lei. Keempatnya merupakan anggota 54th Research Institute, Pasukan Pembebasan Rakyat (PLA). Hingga kemarin (11/2), keberadaan mereka tidak diketahui.
Dalam dokumen dakwaan, disebutkan bahwa pelaku berada di dalam sistem perusahaan selama beberapa pekan. Mereka meretas sistem keamanan, lantas mengambil data pribadi milik 147 rakyat AS di Equifax. Termasuk alamat beserta nama mereka.
Pelanggan di Kanada dan Inggris juga terdampak. Ada sembilan dakwaan yang menjerat para pelaku. Selain peretasan, ada dakwaan pencurian rahasia perdagangan. Termasuk desain pusat data dan kompilasi data.
’’Ini adalah salah satu pelanggaran data terbesar sepanjang sejarah,’’ ujar Jaksa Agung William Barr seperti dikutip BBC. Equifax mengungkapkan bahwa peretasan tersebut terjadi antara pertengahan Mei hingga akhir Juli 2017. Untuk menyembunyikan lokasi, pelaku menggunakan 34 server di 20 negara. Karena itu, petugas membutuhkan waktu setahun untuk melacak.
Tiongkok tentu saja menampik tudingan tersebut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang kemarin (11/2) menegaskan bahwa pemerintah, militer, dan personel di dalamnya tidak pernah terlibat dalam peretasan itu. ’’Tiongkok juga korban kejahatan cyber,’’ katanya. (sha/c20/dos)