Perampok Kapal yang Bagikan Jarahannya Itu Tetap Ditahan karena Meresahkan

- Selasa, 11 Februari 2020 | 11:57 WIB
Para tersangka.
Para tersangka.

BERAGAM alasan diungkapkan Sofyan Anwar (42) alias Agus kepada polisi. Pria yang merupakan otak perompakan di Desa Senyiur, Kecamatan Muara Ancalong, itu tetap dianggap meresahkan.

Kasat Reskrim Polres Kutim AKP Ferry Putra Samodra secara langsung menuturkan, enam pelaku yang diringkus Tim Panther Polres Kutim sudah ditahan. “Sudah resmi kami tahan,” ungkapnya.

Diakui Agus saat ditemui harian ini, kemarin (10/2), tidak hanya di satu lokasi beraksi. Hal serupa di desa lain di kawasan Sungai 81, 82, dan 100 sebelum jetty juga jadi tempatnya bertindak kriminal. Namun, dia tidak dapat memprediksi hasil yang diperoleh setiap harinya. Bergantung dengan kondisi air sungai. Jika surut, kapal muatan batu bara asal Desa Senyiur ke Balikpapan hanya sedikit yang lewat.

"Kalau jarang lewat hasil yang kami dapat juga sedikit. Saya begini karena merasa debunya saya yang makan, tapi kok cuma jadi penonton," tandasnya. Beranggotakan enam orang, Agus dan kelompok atas nama Penggalangan Dana Senyiur (PDS) merasa kerap diremehkan. Hal itu membuatnya merasa tersinggung. Ide tersebut, kata Agus, merupakan hasil tukar pendapat dari seluruh kelompok di Desa Senyiur.

"Mereka (kru kapal) menganggap saya makan uang itu sendiri, mereka tidak percaya kalau itu tanda tangan desa. Emosi saya terpancing. Padahal saya ingin membantu," ucapnya.

Dia menyayangkan perlakuan awak kapal yang terkesan menjebaknya. Sehingga, tanpa disadari, dia bersama kelompoknya diringkus dan dibawa Polres Kutim. "Saya tidak tahu petugas ada di kapal, orang kapal sengaja memancing saya. Akhirnya saya ditangkap, sampai saat ini, keluarga belum tahu," ungkapnya.

Diwartakan sebelumnya, berdasarkan laporan, Jumat (7/2), sekitar pukul 22.00 Wita dua orang menggunakan perahu naik ke tug boat yang menarik tongkang batu bara. Mendatangi kapten KM Mitra Anugrah 9. Meminta sumbangan untuk bantuan Desa Senyiur, dengan modus digunakan untuk kebutuhan pembangunan masjid, membantu biaya orang meninggal dan bantuan untuk panti jompo. “Faktanya tidak sama sekali,” tegas Ferry.

Namun, dari kapten tidak mengindahkan permintaan tersebut karena stok minyak tidak ada. Parahnya, kedua orang tersebut memberi tahu bila tidak ada minyak bisa diganti dengan uang Rp 300 ribu. Namun, pihak kapal tetap tidak memenuhi permintaan tersebut. Ferry menegaskan, enam pelaku tersebut tetap ditahan karena dianggap meresahkan. Dia ingin ada efek jera terhadap para perompak. (*/la/dra2/k8)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X