Indonesia Masuk Puncak Musim Hujan

- Selasa, 11 Februari 2020 | 10:16 WIB
Banjir yang melanda Samarinda beberapa waktu lalu.
Banjir yang melanda Samarinda beberapa waktu lalu.

JAKARTA– Indonesia resmi memasuki puncak musim hujan pada paruh kedua bulan Februari 2020 ini. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sejak awal tahun sampai 10 hari pertama bulan Februari saja, sudah terjadi 400 kali bencana.

Dari jumlah tersebut, mayoritas adalah bencana hidrometeorologi atau bencana yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem meliputi banjir, angin puting beliung, hingga tanah longsor.  400 kejadian bencana tersebut memakan korban 94 nyawa dan 2 orang yang masih hilang.

BNPB merinci bencana-bencana tersebut meliputi banjir 171 kejadian, puting beliung 155 kejadian, tanah longsor 98 kejadian dan gelombang pasang atau abrasi 2 kejadian. Dari sejumlah kejadian ini, banjir merupakan banjir yang paling banyak mengakibatkan korban meninggal dunia, yaitu 86 orang, disusul tanah longsor 5 dan puting beliung 3.

“Catatan BNPB dari awal tahun hingga 10 Februari 2020 ini, bencana banjir memberikan dampak paling besar dibandingkan bencana lain,” kata Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo kemarin (10/2)

Agus menjelaskan, distribusi jenis kejadian bencana selain bencana hidrometeorologi yaitu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 28 kejadian dan gempa bumi 1 kejadian. Total jumlah kejadian bencana sepanjang awal tahun Januari hingga minggu ketiga Februari 2020 berjumlah 455 kejadian.

Selain berdampak pada korban jiwa, sejumlah kejadian bencana tadi mengakibakan kerusakan infrastruktur seperti tempat tinggal dan fasilitas lain, seperti pendidikan, kesehatan, perkantoran dan jembatan.

Jumlah total rumah rusak dengan kategori rusak berat (RB) mencapai 2.512 unit, rusak sedang (RS) 1,725 dan rusak ringan  (RR) 6.707 unit. Sedangkan kerusakan infrastruktur lain meliputi fasilitas pendidikan berjumlah 142 unit, peribadatan 121 unit, perkantoran 47 unit dan kesehatan 11 unit. “Dari total kerusakan ini, hanya 5 rumah dengan kategori RS disebabkan karena gempa bumi, sedangkan sisanya disebabkan bencana hidrometeorologi,” katanya.

Sebanyak 994.932 orang tercatat menderita dan mengungsi akibat bencana. Tiga wilayah provinsi dengan jumlah bencana tinggi yaitu Jawa Tengah 119 kejadian, Jawa Barat 72 dan  Jawa Timur 69.

Sementara itu, BMKG menyatakan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia yang berada di selatan ekuator mulai memasuki puncak musim hujan. Kondisi ini menyebabkan beberapa wilayah mengalami potensi curah hujan yang cukup tinggi dengan peluang kejadian yang cukup tinggi.

Laporan BMKG yang dirilis kemarin (10/2) menyatakan bahwa bahwa dalam tiga hari kedepan (10-12 Februari 2020) ada beberapa wilayah Indonesia yang berpotensi mengalami hujan lebat.

Kepala Bagian Humas BMKG Taufan Maulana mengungkapkan, potensi hujan lebat ini disebabkan oleh beberapa kondisi, yaitu adanya daerah sirkulasi siklonik di perairan Barat Sumatera Utara dan di Kalimantan Barat. Kemudian terdapat pertemuan arus udara atau konvergensi yang memanjang di Laut Jawa, Selat Makassar, hingga Perairan Utara Nusa Tenggara.

Beberapa daerah belokan angin yang berpotensi sebagai lahan subur bagi tumbuhny awan hujan terdapat di Kepulauan Riau, Selat Karimata, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Samudera Pasifik Utara Papua.

Ditambah lagi, kata Taufan, suplai massa udara dari Asia dan Pasifik sangat signifikan dalam beberapa hari terakhir. Hal ini terlihat dari kecepatan angin di Laut Cina Selatan dan Laut Natuna yang cukup tinggi hingga  mencapai  lebih dari 25 knots. “Hal ini menunjukkan bahwa potensi pembentukan awan hujan masih akan sangat signifikan,” jelas Taufan.(tau)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

PGRI Desak Tak Ada Lagi Guru Kontrak

Sabtu, 27 April 2024 | 08:46 WIB

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X